Diduga Mengisap Darah, Puluhan Hewan Ternak Mati
SAMARINDA. Sejak akhir Ramadan hingga Lebaran, warga di lingkungan Jalan Magelang, Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, dibuat resah. Warga resah dengan keberadaan hewan jadi-jadian. Hewan aneh itu diduga memangsa binatang ternak warga.
Yang mengerikan, hewan jadi-jadian yang pernah dipergoki warga bertubuh anjing dan berkepala manusia. Selain itu, ekor binatang misterius itu juga sempat dilihat menyerupai ekor kuda.
Saksi mata yang pernah melihat binatang misterius tersebut adalah Sueb (32), warga setempat yang saat kejadian melaksanakan ronda. Saat itu Sueb sedang melaksanakan ronda di sekitar tempat tinggalnya Selasa (27/6) dini hari.
Sekitar pukul 01.00 Wita, Sueb menyaksikan sendiri binatang berbentuk aneh tersebut. Sebenarnya Sueb berencana hendak menangkapnya setelah penasaran mendengar kabar warga perihal banyak hewan ternak yang mati misterius. Namun begitu sudah berhadap-hadapan dengan binatang jadi-jadian tersebut, Sueb jadi keder.
“Tubuhnya anjing, tapi kepala manusia. Saya tak bisa menggerakkan badan saat hewan itu melintas, terus masuk ke dalam hutan di belakang rumah penduduk,” ujar Sueb kepada Sapos.
Informasi yang diperoleh Sapos, dalam 10 hari terakhir puluhan binantang ternak warga mati mengenaskan. Ternak warga mati dengan kondisi darah mengering, dengan menyisakan beberapa gigitan di tubuh.
Gigitan meninggalkan bekas lubang ditemukan di leher, paha hingga perut. Biasanya ternak tersebut mati saat malam, tanpa ada menimbulkan suara gaduh atau keributan.
Warga berkeyakinan kematian, kambing dan ayam yang totalnya mencapai 45 ekor itu akibat diserang binatang jadi-jadian tersebut. Usai darah diisap dan ternak mati, lalu ditinggalkan begitu saja.
Asrodi (52), seorang warga di lingkungan RT 16 menyebutkan, sebelumnya dia memiliki 8 ekor kambing. Seminggu lalu, 2 ekor kambingnya mati dalam kandang. Kemudian Selasa (27/6) dua ekor kambingnya kembali mati, juga dalam kandang.
“Semua mati akibat gigitan dan anehnya tak ada bercak darah. Di tubuh kambing juga tak setetes darahpun yang tersisa,” ungkap Asrodi kepada Sapos, Rabu (28/6) kemarin.
Sapos juga sempat diajak Asrodi membongkar kuburan kambingnya yang tewas, tak jauh dari kandangnya. Saat diteliti memang ada bekas gigitan di perut kambing dan bercak darah menempel di sekitar gigitan.
Saking gemas dan penasaran, Asrodi sempat berencana mencari tahu serta menyaksikan sendiri penyebab tewasnya hewan-hewan peliharaannya.
“Selasa malam saya memang sudah berjaga. Tepat pukul 02.00 Wita dini hari saya melihat dua ekor binatang berbentuk anjing berkeliaran di sekitar kandang. Satu ekor berbulu putih berbadan besar dan yang satu kecil berbulu coklat,” ceritanya.
Asrodi yakin binatang itulah yang membunuh ternaknya. Asrodi yang bersembunyi tak jauh dari kandang langsung mengejar binatang tersebut hingga ke tengah ladang. Asrodi sempat melemparkan parang yang dibawanya, namun sayang tak mengenai binatang yang dikejarnya tersebut.
“Binatang itu langsung kabur ke arah bukit yang penuh semak-semak. Saya tak bisa lagi mengejarnya,” tuturnya.
Warga lain di RT 20 bernama Ngateman (43) mengaku, dia kehilangan 8 ekor kambing dalam seminggu terakhir. Kini di kandangnya hanya bersisa 4 ekor kambing. Padahal kambing yang telah mati adalah kambing gemuk yang rencana akan dijualnya.
“Seminggu yang lalu 4 ekor kambing saya tewas bersamaan dalam kandang. Kambing tewas dengan luka gigitan di leher dan perut. Yang anehnya tak satupun darah yang tersisa, seperti kering diisap,” bebernya.
Lanjutnya lagi menjelaskan, kejadian terakhir dua hari menjelang Lebaran 4 ekor kambingnya kembali mengalami nasib yang sama. Kambing milik Ngateman mati dalam kandang dengan luka gigitan, tanpa menyisakan darah sedikitpun.
”Dua saya temukan dalam kandang dan yang dua lagi sempat diseret keluar kandang. Kambing yang diseret itu diletakkan di bawah pohon pisang. Semua kambing utuh, hanya darahnya kering,” terangnya. (kis/rin/nha/Jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post