bontangpost.id – Sepuluh tim berhasil melaju ke babak Grand Final PKT-GAMA Business Case Competition 2023 yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA), bersinergi dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Lima tim merupakan peserta kategori S1 yang berasal dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana Bali, dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sementara lima tim grand finalis lainnya masuk kategori S2 berasal dari Universitas Gadjah Mada (sebanyak dua tim), Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Indonesia, dan Monash University Indonesia.
Sebelumnya, sebanyak 24 tim, masing-masing 12 tim untuk tingkat S1 dan S2 telah mengikuti tahap Challenge I yang diadakan pada Sabtu (29/7/2023) di Kampus Magister Manajemen (MM) UGM Jakarta.
Hal itu merupakan tahap presentasi yang pertama setelah tahap seleksi administrasi dan pra-kompetisi yang telah menampung lebih dari seratus tim pendaftar.
Pada babak Challenge I, peserta diajak untuk berpikir kritis dalam mengidentifikasi serta merencanakan berbagai solusi potensial atas problematika terkini yang paling relevan terkait penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) oleh Pupuk Kaltim di seluruh lini operasional perusahaan.
Melalui ajang kompetitif ini generasi muda Indonesia diajak untuk berpikir kritis, dan menempatkannya pada waktu dan tempat yang tepat.
“Dengan tingginya urgensi perihal pertimbangan keberlanjutan hidup di hampir seluruh sektor bisnis dan industri masa kini, kita dituntut untuk semakin inovatif dengan ruang gerak yang lebih terbatas dikarenakan harus mempertimbangkan faktor lingkungan. Pupuk Kaltim sadar akan kompleksitas dari problematika ini ke depannya, makanya berkomitmen memulai investasi sedini mungkin, salah satunya dengan menyelenggarakan edukasi penerapan ESG kepada mahasiswa dalam sajian kompetisi seperti BCC ini”, ungkap VP Riset PKT Awalia Noor Baroroh yang juga menjadi perwakilan Pupuk Kaltim di jajaran dewan juri Challenge I.
Sementara itu dari sudut pandang pengusaha sekaligus Komisaris Utama BPR Lestari Group Suzana Chandra, menyebut bahwa beberapa aspek harus digarisbawahi untuk penentuan peserta terbaik di babak awal ini.
Menurutnya, yang pertama adalah perlu diketahui apakah mereka benar-benar paham masalahnya. Selanjutnya yakni soal analisa data yang mereka ambil.
“Dari data-data yang diambil kemudian bisa menyimpulkan metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan solusi. Setelah mendapatkan solusi kemudian masih dilihat lagi apakah itu bisa diaplikasikan atau tidak, apakah ukuran sampelnya cukup bagus dan sebagainya. Jadi tahapan-tahapannya ini merupakan framework berpikir yang terdiri dari kondisi dan identifikasi masalah sampai dengan analisa dan solusi,” terangnya.
Ajang BCC yang merupakan kolaborasi antara Pupuk Kaltim dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) digelar untuk kedua kalinya sejak pertama dilaksanakan tahun 2022.
Mengusung tema Agribusiness Sustainability through ESG Development, kompetisi ini menyasar mahasiswa S1 dan S2 sebagai generasi penerus kepemimpinan bangsa agar sadar terhadap kondisi sektor agribisnis yang tidak hanya soal profit dan pemenuhan produksi, tetapi juga memerlukan pertimbangan aspek keberlanjutan lingkungan hidup.
Juri lainnya dalam babak Challenge I BCC ini, Alvina Elysia, Direktur PT Kaltim Nusa Etika, mengungkapkan beberapa hal lainnya yang menarik dalam babak BCC kali ini.
Menurutnya, banyak peserta yang bisa mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapat di bangku perkuliahan dan mampu mengutarakan rencana implementasinya di dalam industri.
“Pengalaman ini tentu akan menjadi sangat berguna bagi mereka di dunia kerja nantinya. Mereka dapat menggunakan point of view dari berbagai sisi, baik itu holistic view, management, bahkan sampai ke social impact-nya. Semua ini akan bermanfaat ketika mereka turun ke dunia kerja, baik itu untuk impact profesionalitasnya, maupun ke masyarakat,” ujarnya.
Selanjutnya, ajang BCC ini akan diteruskan dengan babak final BCC Challenge II yang diselenggarakan pada 26 Agustus 2023 di Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM di Yogyakarta.
Dalam babak final yang akan diuji oleh juri-juri dari kalangan praktisi profesional seperti Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir, Sekretaris Umum PP KAFEGAMA Dr. Friderica Widyasari Dewi, dan David Setyadi Gunawan yang merupakan Founder Eden Farm.
Peserta pun berkesempatan memenangkan hadiah dengan total senilai Rp113 juta. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post