bontangpost.id – Ratusan suporter klub sepak bola asal Malang, Arema FC, diperkirakan jadi korban meninggal dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam. Data terakhir, ada sekitar 127 orang meninggal dalam tragedi sepakbola usai laga melawan Persebaya Surabaya.
Tak hanya dari kalangan suporter, korban meninggal dunia juga berasal dari polisi yang bertugas mengamankan jalannya pertandingan. Informasi sementara, ada dua petugas yang meninggal akibat kerusuhan semalam.
Ratusan suporter tersebut diduga tewas lemas setelah mengirup gas air mata dan terinjak saat berdesakan untuk meninggalkan tribune penonton.
Selain menyebabkan korban meninggal, kerusuhan juga membuat fasilitas di dalam dan di luar stadion mengalami kerusakan. Mobil milik aparat juga tak lepas dari sasaran amuk suporter yang kecewa setelah Arema FC tumbang atas tamunya, Persebaya Surabaya.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengakui korban jiwa yang muncul dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam.
Dalam rilis yang dikeluarkan PSSI pada Minggu (2/10) dini hari, korban meninggal dari tragedi Kanjuruhan berasal dari suporter dan aparat kepolisian.
Akibat insiden tragis tersebut PSSI meminta maaf dan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan pihak yang terkait dengan peristiwa nahas itu.
“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan,” kata Iriawan.
“Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” ucap Iriawan.
Selanjutnya PSSI mendukung pihak kepolisian menyelidiki kasus ini. Menurut PSSI insiden nahas di Stadion Kanjuruhan mencoreng wajah sepak bola Indonesia. (hul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: