Utamakan Imbauan, Sanksi Pilihan Terkahir
SANGATTA – Terhitung sejak Selasa (1/3) kemarin, Operasi Simpatik Mahakam 2017 resmi digelar jajaran Kepolisian Resort (Polres) Kutim. Hal ini ditandai dengan apel bersama seluruh satuan anggota polisi di Mapolres Kutim. Operasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menaati peraturan lalu lintas baik perlengkapan keselamatan mau pun rambu digelar hingga Selasa (21/3) mendatang. Tentunya sesuai tujuan awal operasi ini lebih menekankan tindakan preventif atau pencegahan melalui imbauan dari pada pemberian sanksi.
Ditemui pasca memimpin apel, Kapolres Kutim AKBP Rino Eko Cahyaning BSP mengatakan operasi ini serentak digelar se Indonesia. Tujuannya, untuk mengingatkan kepada masyarakat pentingnya berlalu lintas yang baik. Beberapa pelanggaran yang kerap terjadi di Sangatta yakni melawan arus juga tidak menggunakan helm.
“Sementara untuk Kutim secara keseluruhan kesadaran masyarakat memakai helm masih kurang, tentu hal ini menjadi tugas kami untuk mengingatkan,” ucap Rino.
Perwira melati dua ini juga memperingatkan kepada anggota polisi yang bertugas untuk memahami esensi operasi ini juga mengetahui fungsi lalu lintas dan bagaimana cara bertindak di lapangan. Makanya pihaknya juga akan menurunkan tim pengawasan untuk memantau kesiapan anggota dan eksekusi di lapangan selama operasi berjalan.
“Kami juga sudah mengeluarkan surat edaran dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah, perusahaan serta sekolah-sekolah terkait operasi ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, operasi ini digelar di semua penjuru Kutim di bawah satuan polisi masing-masing daerah. Harapannya tentu masyarakat bisa lebih peduli dan taat aturan dalam berkendara.
“Kesadaran yang tinggi berlalu lintas yang baik akan menekan resiko kerugian masyarakat akan kecelakaan lalu lintas yang dimulai dari pelanggaran itu sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu Kasat Lantas Polres Kutim, AKP Ramadhanil menegaskan bahwa operasi ini merupakan persiapan menuju operasi patuh yang bakal digelar April mendatang dengan harapan masyarakat mulai berhati-hati untuk menaati rambu dan marka jalan yang ada. Ini karena operasi patuh, lebih mengedepankan penindakan. “Operasi-operasi ini rutin di gelar tiap tahun, tentunya masyarakat juga harus lebih meningkatkan kesadaran berkendara yang baik,” ucapnya.
Soal data operasi simpatik dua tahun terakhir, pria yang akrab disapa Dhanil ini menyebut mengalami peningkatan positif misalnya pada 2015 terdapat 238 tilang, di tahun 2016 lalu menurun menjadi 196 tilang. Sedangkan untuk teguran juga meningkat dari hanya 445 teguran pada 2015 menjadi 610 teguran di 2016.
“Peningkatan jumlah teguran karena anggota bekerja maksimal dengan melakukan patroli rutin di beberapa titik rawan pelanggaran,” ucapnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post