bontangpost.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendata warga yang terdampak banjir pada 25-26 Januari. Hasilnya 3.867 jiwa terkena imbas dari luapan air sungai ini. Kepala BPBD Zainuddin mengatakan angka ini berasal dari lima kelurahan. Mencakup Guntung, Gunung Telihan, Kanaan, Gunung Elai, dan Api-Api.
“Ada 50 RT yang terdampak dengan total kepala keluarga 1.034,” kata Zainuddin.
Area terluas terkena musibah banjir ialah Api-Api. Total 31 RT tergenang air luapan Sungai Bontang. Dengan jumlah jiwa mencapai 2.834. Tersedikit ialah Kelurahan Gunung Telihan. Pada kawasan itu diketahui empat RT terdampak banjir. Titik banjir di lima kelurahan itu umumnya daerah rendah. Menurutnya debit air di seluruh titik banjir mulai turun sejak sore hari. Proses ini tentu bisa lebih cepat jika jalur drainase di Bontang lancar.
Adapun berdasarkan pantauan Kaltim Post (induk bontangpost.id), banjir sebelumnya menyasar beberapa titik. Meliputi Jalan Pattimura, Jalan Ahmad Yani, dan Perumahan Bontang Permai, Kelurahan Api-Api. Kemudian banjir juga menggenangi Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Gunung Elai. Warga setempat bahkan sampai memarkir mobil truk melintang agar kendaraan lain tidak melintasi banjir.
Akibat kondisi ini, warga pun menuntut pemerintah segera mengambil langkah konkret guna menanggulangi persoalan klasik ini. Seorang warga di Perumahan Bontang Permai, RT 07 Kelurahan Api-Api Suparto (57) mengatakan air mulai naik ke permukiman warga sekitar pukul 21.00 pada 25 Januari. Kendati berangsur surut pagi hari keesokannya, namun ketinggian debit air yang menggenangi permukiman ini masih berada di antara betis hingga perut orang dewasa. “Kalau di ujung (RT 07) tingginya ada sampai perut. Orang dari rumah saya sampai sana bedanya bisa sampai satu meter,” sebutnya ketika ditemui, Rabu (26/1) pagi.
Suparto menaksir, total ada sekitar 450 warga yang terdampak banjir di lingkungan rumahnya. Beberapa warga yang kebanjiran memilih mengungsi ke rumah kerabat. Beberapa lainnya yang punya rumah dua tingkat, memilih menetap. Bahkan akibat banjir ini, ada warga yang terpaksa mengalihkan tempat pelaksanaan Aqiqah keluarganya ke musala setempat.
“Di sini warga juga tidak sempat buat dapur darurat. Biasanya buat. Cuma karena semua juga repot, terdampak banjir, ya tidak sempat,” sebutnya.
Suparto berharap pemerintah lekas mencari solusi atas persoalan ini. Khusus untuk di RT 07 Bontang Permai, dia berharap pemerintah lekas melakukan normalisasi sungai dan membangun siring. Menurutnya, aliran sungai di dekat Perumahan Bontang Permai tak konsisten, di beberapa titik mengecil. Ini diduga membuat aliran sungai terhambat. “Kalau tidak seperti itu, ya kami begini saja terus. Tiap hujan deras kena banjir,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post