bontangpost.id – Badan Pusat Statistik mencatat persentase penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2024 sebesar 5,78 persen, menurun 0,33 poin persen terhadap Maret 2023.
Kondisi kemiskinan Kaltim ini masih dibawah rata-rata angka nasional tercatat sebesar 9,03 persen. Namun, angka kemiskinan Kaltim tersebut masih tinggi jika dibanding Kalsel dan Kalteng masing-masing sebesar 4,11 persen dan 5,17 persen.
Angka kemiskinan Kaltim se Indonesia berada di posisi ke tujuh terendah se Indonesia setelah Bali angka kemiskinannya 4,00 persen, Kalimantan Selatan 4,11 persen, DKI Jakarta 4,30 persen, Kepulauan Bangka Belitung 4,55 persen, Kalimantan Tengah 5,17 persen dan Kepulauan Riau 5,37 persen.
“Kita lihat rilis secara nasional, angka kemiskinan terendah ada di provinsi Bali 4,00 persen. Dan tertinggi kemiskinan di provinsi Papua Pegunungan 32,97 persen. Posisi angka kemiskinan Kaltim berada ketujuh terendah se Indonesia,” jelas Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana dalam siaran youtube BPS Kaltim, Senin 1 Juli 2024.
BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Kaltim pada Maret 2024 sebanyak 221,34 ribu orang, menurun 9,73 ribu orang terhadap Maret 2023.
Untuk sebaran kemiskinan di Kaltim, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 4,47 persen, turun 0,21 poin persen dari Maret 2023. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 8,76 persen, turun 0,52 poin persen dari Maret 2023
Dibanding Maret 2023, jumlah penduduk miskin Maret 2024 perkotaan turun sebanyak 3,99 ribu orang (dari 122,43 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 118,44 ribu orang pada Maret 2024).
Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 5,74 ribu orang (dari 108,64 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 102,90 ribu orang pada Maret 2024).
“Penurunan kemiskinan di desa relatif lebih cepat dan diharapkan antar waktu terjadinya konvergensi antara wilayah pedesaan dan perkotaan,” jelas Yusniar.
Konvergensi disini merupakan pendekatan penyampaian intervensi, yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk menurunkan angka kemiskinan, kepada sasaran prioritas.
Selama kurun waktu Maret 2023 hingga Maret 2024, Garis Kemiskinan Kaltim naik sebesar 5,54 persen tercatat sebesar Rp833.955 per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 590.571,- (70,82 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp243.384,- (29,18 persen).
Pada Maret 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Kalimantan Timur memiliki 5,13 orang anggota rumah tangga.
Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp4.278.189 per rumah tangga miskin per bulan.
“Catatan terkait dengan harga kebutuhan pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat, terlihat bahwa Maret 2024, secara year on year terdapat penurunan harga komoditas bahan pokok seperti minyak goreng 5,03 persen, daging ayam ras 2,55 persen, tepung terigu 1,77 persen dan daging sapi 1,13 persen,” jelas Yusniar. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post