BONTANGPOST.ID, Bontang – Memasuki tahapan Pilkada 2024, Pemerintah Kota Bontang gencar menggelar bimbingan teknis (bimtek) untuk masyarakat. Bimtek tersebut menjadi sorotan lantaran diduga menjadi kendaraan politik Wali Kota Bontang Basri Rase untuk kembali memenangkan dirinya di kontestasi Pilkada Bontang, November mendatang. Pelaksanaan bimtek tersebut turut menyeret nama Udin Mulyono, yang diketahui merupakan orang dekat Basri.
BACA JUGA: Siasat di Balik Bimtek Masyarakat
Udin tak menampik disebut terlibat dalam pelaksanaan bimtek pemerintah. Khususnya bimtek yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bontang.
Udin bahkan mengaku jika dirinya yang memerintahkan para peserta bimtek untuk memasang stiker bertuliskan Basri Rase-Chusnul Dhihin di rumah mereka setelah pulang bimtek. Sebagai bentuk dukungan untuk pasangan yang maju lewat jalur perseorangan ini.
“Saya bilang kamu mau ikut bimtek yah sudah saya bantu, tapi ini bukan uang saya, ini dari OPD, saya hanya mengingatkan tolong dukung, pasang stiker (Basri-Dhihin),” katanya.
Berikut petikan wawancara dengan Udin Mulyono, ditemui di Sekretariat DPP PHM, Selasa, 10 September 2024.
Bagaimana perlakuan Basri Rase kepada Anda?
Pak Basri terhadap saya sangat baik. Setiap saya memberikan masukan, 99 persen selalu didengar dan diterima. Salah satu contoh, saat gonjang-ganjing PKB. Saya beri masukan, “Pak, lupakan partai PKB, (ambil jalur) independen. Saya jamin independen akan mendapatkan tiket.” Dia masih dengar. Padahal kalau dia mau, dia bisa ambil PKB karena dia sebagai wali kota. Tapi sangat didengar masukan saya. Dari pada menghambur uang. Bebannya ringan dan langsung menyentuh masyarakat. Dari saya pribadi sangat didengar. Beliau sangat aspiratif. Tidak tahu kalau (ke) orang lain, ya.
Apa Anda turut memberikan masukan ke Basri terkait tata kelola pemerintahan?
Saya memberikan masukan itu selalu soal bagaimana untuk kesejahteraan masyarakat bawah. Itu yang paling penting. Karena saya juga dari orang yang gak punya jadi merasakan bagaimana kehidupan itu susah. Saya kasih masukan, tidak penting membangun yang wah, tapi masyarakat tidak tersentuh. Cari kerjaan sulit, makan sulit, dan segala macam. Karena orang itu tidak melihat bangunan yang mewah, tapi melihat bagaimana rumah tangga itu adem ayem, makan, ada gak pengangguran. Itu yang selalu saya ingatkan. Sampai sekarang itu. Kalau soal pembangunan udah pastilah karena sudah ada masing-masing OPD. Makanya saya bilang visi misi usahakan bagaimana menyentuh masyarakat.
Ada tidak usulan Anda yang diimplementasikan Basri dalam bentuk program?
Saya tidak masuk ke proyek dan segala macam. Saya hanya masuk ke masalah yang menyangkut kepentingan masyarakat. Salah satunya bimtek. Kenapa saya masuk di situ, karena perlunya warga kita memahami mengenai Pancasila dan segala macam. Paling tidak setelah APBD besar (APBD Bontang Rp3,3 triliun) masyarakat itu diberikan wawasan. Kemudian dibawa ke luar daerah. Saya usulkan. Semisal Bali, di mana wisatanya bisa maju. Bontang kan wisatanya sedang bertumbuh jadi, ya, paling gak bisa itu. Untuk ke masyarakat hanya bimtek-lah yang sedikit memberikan wawasan karena kalau proyek sudah tidak mungkinlah. Kalau hitung-hitungan dari permintaan saya terhadap masyarakat, saya wajar untuk meminta itu (bimtek), bukan berarti merasa diri saya sebagai tokoh karena saya juga punya orang banyak di Bontang. Semua juga mengusulkan. Hampir semua.
Bagaimana menjawab tudingan jika bimtek ini digelar untuk memenangkan Basri-Dhihin di Pilkada Bontang, karena jumlah peserta yang mencapai ribuan?
Ya pastilah. Namanya tahun politik siapapun (yang menjabat) saat itu sebagai wali kota, sebagai wakil, pasti akan disoroti yang terkait kepentingan masyarakat. Sehebat apapun wali kota setiap melakukan pergerakan yang terkait uang APBD pasti dianggap ini ada kaitannya dengan politik. Makanya ini saya anggap sebagai introspeksi diri terhadap orang yang mengklaim bimtek. Makanya saya sering di WA, “Wah, Pak Udin ini melakukan bimtek karena politik.” Saya hanya terima. Karena ini tahun politik orang bahasakan ini politik itu wajar saja. Kita gak boleh melarang, menghilangkan tanggapan orang kalau ini bimtek politik, saya tidak ada masalah. Kecuali yang protes itu masyarakat, yang jadi peserta bimtek, itu yang bahaya. Bahayanya apa? Siapa tahu uang honornya gak sampai, atau makannya gak sesuai. Karena bimtek kan yang kelola semua OPD.
Apa benar 15 bimtek untuk masyarakat di Badan Kesbangpol Bontang Anda yang kelola?
Saya tidak mengelola bimtek. Masing-masing OPD punya EO. Saya hanya minta tolong dibantu orang-orang kami diberangkatkan. Kalau mengelola, saya tidak mengelola karena saya tidak punya perusahaan.
Siapa saja EO-nya?
Banyak. Mulai Darwin, Oca, Irma. Pokoknya banyaklah yang punya-punya perusahaan itu.
(Saat dikonfirmasi, Darwin dan Oca membantah menjadi EO bimtek di Badan Kesbangpol Bontang atas usulan Udin Mulyono. Hingga berita ini tayang, kami belum berhasil melakukan konfirmasi kepada Irma.)
Kami mendapat informasi jika peserta bimtek diarahkan oleh PHM untuk mengurus surat kesehatan di Puskesmas Bontang Utara 1, mereka juga dikumpulkan dalam satu grup WhatsApp, dan ada pesan tersirat agar mereka memilih “Sekali lagi”.
Karena saya masyarakat, saya punya organisasi dan saya masuk (pendukung) satu calon, itu wajar. Kecuali saya ASN atau kepolisian itu gak boleh. Kalau saya dari masyarakat punya orang terus bilang, “Kamu berangkat bimtek jangan lupa dukung Sekali Lagi Independen (tagline pasangan Basri-Dhihin)”, itu wajar karena masyarakat yang saya ajak. Kecuali saya ASN. Itu baru tidak boleh. Yang tidak boleh juga kalau saya bawa TKD, honorer atau aparat. Kalau antara saya dengan masyarakat, saya rasa tidak ada pelanggaran di situ. Yang pelanggaran ini kecuali saya membawa ASN terus minta mereka untuk mencoblos, atau saya selaku aparat. Ini karena saya sebagai masyarakat dan punya organisasi. Contohnya ada organisasi dari lain membawa masyarakat dan mendukung seseorang pasti mereka bicara yang sama. Itu tidak bisa dihindari. Pengalaman saya, pilkada sebelumnya juga begitu. Itu sudah di mana-mana. Bukan itu saja, mulai dari pemilihan presiden, gubernur, wali kota, bupati pasti sama. Itu tidak bisa dihindari. Makanya kalau ada orang politik yang bilang “Saya gak pernah mengarahkan”, itu bohong. Bohonglah itu, gak mungkin. Makanya saya harus ngomong jujur, ya emang saya mengarahkan. Karena memang saya salah satu organisasi, jadi mengarahkan teman, keluarga, masyarakat itu wajar. Tidak ada, tidak ada pelanggaran yang saya lakukan. Kalau saya dengan status sebagai masyarakat, ya, boleh saja. Saya tidak masuk peserta pemilu, saya tidak masuk di tim (pemenangan) yang dilampirkan ke KPU. Jadi tidak masalah.
Kami mendapat informasi jika peserta yang berangkat bimtek diminta untuk memasang stiker Basri Rase-Chusnul Dhihin di depan rumah. Tanggapan Anda?
Iya benar. Itu memang arahan saya. Itu memang perintah saya langsung. Saya tidak diperintah oleh siapapun juga. Saya bilang, kamu mau ikut bimtek yah sudah saya bantu, tapi ini bukan uang saya, ini dari OPD, saya hanya mengingatkan tolong dukung, pasang stiker (Basri-Dhihin). Saya tidak boleh tutup-tutup emang itu saya yang perintah langsung.
Benarkah peserta yang Anda berangkatkan untuk mengikuti bimtek mencapai 1.000 orang?
Kayaknya tidak sampai segitu. Hanya sekitar 600an orang saja.
Bukan 1.072 orang seperti yang tertuang dalam paket bimtek Ideologi Kebangsaan?
Yang masuk di wilayah bimtek saya itu hanya kurang lebih 600 sekian. Makanya hanya salah pengertian. Mungkin salah pengertian teman-teman gini, ada usulan untuk kegiatan di OPD, saat itu saya bantu dia, ya, gimana lah sampai akhirnya berhasil. Tapi, itu bukan kegiatan saya. Akhirnya membengkak segitu. Kalau mau dicek sebenarnya itu kurang lebih hanya 600 sekian orang. Makanya kalau ada yang bilang seribu dari saya, makanya bingung seribu dari mana ini. Itu bukan saya seluruhnya. Tapi gabungan. Saya hanya memberangkatkan 600an orang. Itu terdiri dari bimtek di Bali dua kali, habis itu Jogja, Bali lagi, berarti 600. Yang lainnya di Balikpapan. Jadi saya hitung-hitung hanya 650 atau 600 sekian. Nah, itu memang banyak bimtek tapi bukan saya yang kelola semua. Ada bimtek-bimtek yang lain, tapi orang tahunya begitu ada bimtek tahunya saya. Demi Allah ini kalau tidak salah hanya 600 lebih, kalau 1000 gak benar. Saya harus ngomong apa adanya, bisa dicek. Saya hanya itu. Proyek saya tidak. Saya tidak minta proyek-proyek begitu. Tidak ada.
Untuk pengurusan surat kesehatan, apa benar para peserta diarahkan PHM ke Puskesmas Bontang Utara 1?
Betul. Termasuk formulir pendaftaran. Itu supaya Kesbangpol betul-betul melihat, oh ini masyarakat. Dan orang yang berangkat minimal cek kesehatan. Kalau terjadi apa-apa, ya, yang merekomendasikan kesehatan harus bertanggung jawab. Jadi saya ngomong ke Kesbangpol, tolong khusus yang rekomendasi dari saya tanpa ada surat kesehatan lebih baik jangan dulu (diajak).
Jadi yang merekomendasikan surat kesehatan sebagai syarat untuk ikut bimtek itu Anda?
Iya betul. Karena saya juga mengusulkan untuk kepentingan orang-orang saya. Makanya harus ada formulir supaya itu resmi. Kedua, kesehatan itu juga penting karena penerbangan jarak jauh.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post