Warga ‘Berburu’, Bawa Alat Setrum hingga Tombak, Butuh Waktu 9 Jam
SANGATTA – Tak terima atas ulah buaya yang menerkam Salabia (30) warga Singa Gembara Sangatta Utara, Sabtu (9/9) lalu, warga setempat langsung ‘memburu’ predator berdarah dingin itu. Butuh sembilan jam menaklukkan buaya tiga meter tersebut.
Pencarian cukup ekstrim. Pasalnya, warga tidak menggunakan alat canggih untuk menangkap buaya muara tersebut. Hanya berbekal alat seadanya. Kayu, alat setrum, tombak, dan tali.
Memang cukup melelahkan. Sebab perjalanan mengikuti aliran sungai yang ditumbuhi semak dan pepohonan terbilang jauh. Lantaran semangat dan niat untuk menghindari korban lainnya, masyarakat memutuskan menangkap buaya pada hari itu juga.
“Memang ada sedikit perdebatan antara orang yang kami tua kan. Satu meminta ditunda (10/9), satunya memutuskan hari itu juga (9/9). Disepakati hari itu juga. Jadi kami cari mulai pagi sampai sore,” ujar H. Rajiansyah salah seorang warga.
Hal senada juga diutarakan H.Halim. Dia mengisahkan, penangkapan buaya tersebut cukup dramatis. Butuh keberanian dan kekuatan untuk menaklukkannya.
“Jadi kami telusuri sungai. Kami temukan gorong-gorong. Saat disetrum tidak ada. Kami jalan dan kembali menemukan gorong-gorong kedua. Nah disitulah buayanya bersembunyi,” kata Halim.
Saat terkena setrum, kepalanya muncul. Buaya lari ke darat. Warga langsung melayangkan tombak. Tepat mengenai tengah kepalanya. Hanya saja, tombak terlihat bengkok. Secara bersamaan, Itab (34) warga sekitar langsung menerjang kepala buaya. Buaya dipeluk erat. Tangannya melingkar di leher buaya.
“Memang berani sekali. dia (Itab) langsung menerjang. Dia teriak minta tali. Anehnya buaya diam dan langsung mulutnya diikat. Warga yang menonton langsung membantu,” kenang Halim.
Pasca ditangkap, buaya langsung dibawa ke Jalan Maulana di sekretariat salah satu ormas di Kutim. Ia dibuatkan kolam terpal. Tujuannya agar keadaanya buaya tetap bugar hingga keesesokan harinya.
“Kami panggil semua pihak. Dari DLH, TNK, BKSDA, kepolisian dan yang terkait untuk membicarakan masalah ini. Intinya buaya ini tidak mengganggu lagi,” katanya.
Sementara itu, Ridho, perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi, Bidang Pengendalian Ekosistem Hutan mengatakan, saat mendengar kabar tersebut pihaknya langsung meluncur ke Kutim.
“Jam sembilan saya berangkat. Tetapi alhamdulillah buayanya ditangkap. Kami akan bawa ke BKSDA. Tetapi enggak tau nanti dilepas dimana. Apakah di penangkaran, atau dilepas ke habitatnya. Karena kondisi buaya terluka,” kata Ridho. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: