BONTANG – Rencana salah satu pasangan yang akan melangsungkan resepsi pernikahan di RT 16 Kelurahan Berbas Pantai hanya tinggal kenangan. Pasalnya, Sabtu (7/7) dini hari menjadi tanggal resepsi pernikahan kemenakan dari Artiningsih yang merupakan korban kebakaran. Namun rencana tersebut sudah hilang karena semua persiapan baik dekorasi dan pelaminan sudah hangus terbakar.
Artiningsih. wanita berusia 55 tahun telah tinggal di RT 16 selama 35 tahun. Dia memiliki kemenakan yang hendak melangsungkan resepsi di depan rumahnya. “Ponakan (Kemenakan, Red.) saya itu tinggal di Jakarta karena kerja di sana, sedangkan orang tuanya di Sumbawa dan dia dapat jodoh orang Bontang, jadi nikahnya di Bontang di rumah saya,” jelas Artiningsih saat ditemui di lokasi kebakaran, Minggu (8/7) kemarin.
Dikatakan dia, kemenakannya hanya mendapat izin nikah selama satu minggu saja. Sehingga setelah acara akad nikah pada Jumat (6/7) lalu, resepsi pun akan dilanjutkan hari Sabtunya. Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Subuh sebelum hari resepsi, semua pelaminan dan dekorasi hangus dilalap api. “Saya sudah masak, daging sudah direndam, ayam juga sudah dimasak, tiba-tiba api besar berkobar di depan rumah,” ungkapnya dengan sedih.
Disinggung mengenai adanya orang yang sengaja membakar kasur di salah satu rumah, Artiningsih tidak mengetahuinya secara pasti. Karena rumahnya sudah dipenuhi dengan alat-alat resepsi milik salon dan masakan. “Saya ingat ponakan saya tidur di bawah jendela, langsung saya bangunin kasihan anak orang nanti terbakar, dan saya ingat juga bapak (suaminya, Red) langsung juga saya bangunin,” tuturnya.
Usai bangun, suaminya malah justru menyiram jendela dengan air. Hingga Artiningsih meminta suaminya untuk tenang. “Sadar bu sadar,” kata suaminya.
“Bapak yang sadar, ini api sudah besar, ayo keluar, orang lain sudah keluar semua, tinggal kami berdua,” jawab dia kepada suaminya.
Dengan cepat, Artiningsih langsung menendang dekorasi melalui pintu belakang rumahnya dan juga mengeluarkan motor. “Sudah didekor semua, sudah ada janur dan pelaminan, tetapi semua terbakar, termasuk tenda panggung,” ujar dia.
Artiningsih masih merasa bersyukur karena semua nyawa keluarganya selamat. Dirinya tidak lagi memikirkan harta karena masih bisa dicari. Berbeda dengan nyawa yang tak bisa dibeli. “Biar saja barang habis, hanya tersisa yang di badan saja. Resepsi saya batal dan ponakan saya sudah dibawa mertuanya di komplek Badak,” tuturnya.
Bukan hanya Artiningsih yang merasakan kemalangan, salah satu warga yang menjaga posko kebakaran juga mengatakan, ada satu keluarga juga yang hendak menggelar acara akikah pada Senin (9/7) hari ini. “Ada juga yang mau akikah terpaksa batal, kalau yang nikah memang sudah nikah resmi, hanya tinggal resepsinya saja,” ujar wanita penjaga posko.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post