BONTANG – Berada di sebelah utara Bontang, dengan jarak sekira enam mil dari daratan Kota Taman, keberadaan Pulau Gusung memang menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, pulau yang dihuni kurang lebih 300 Kepala Keluarga (KK) ini digadang-gadang akan dimaksimalkan untuk menjadi salah satu objek wisata Bontang.
Namun demikian, keadaan pendidikan di pulau yang mayoritas dihuni masyarakat berprofesi nelayan tradisional itu cukup memprihatinkan. Setelah lulus dari bangku SD, kebanyakan tak melanjutkan ke tingkat SMP. Alasannya pun beragam, mulai dari faktor ekonomi, hingga terbentur dengan urusan transportasi.
Sebagai informasi, di Pulau Gusung hanya ada satu lembaga pendidikan saja, yakni SDN 011 Bontang Utara. Sehingga saat para siswa lulus dari SD, bila keadaan ekonomi orangtuanya sulit ataupun tak memiliki transportasi menuju Bontang, mereka akhirnya memilih untuk putus sekolah.
Saat diwawancarai Bontang Post, salah satu orangtua yang enggan disebutkan namanya menuturkan, rata-rata anaknya bersekolah hanya sampai lulus SD saja. Dirinya mengaku tidak sanggup membiayai anaknya jika harus melanjutkan ke bangku SMP. Hal ini lantaran penghasilan dari menjadi nelayan lepas hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Tak jarang, beberapa orangtua pun akhirnya lebih memilih untuk langsung menikahkan anaknya. “Mau gimana lagi. Uang tidak ada. Bantuan dari pemerintah juga tidak ada,” ujarnya pasrah.
Lain halnya dengan Hasni, ibu empat anak itu mengaku tetap menyekolahkan anaknya walau keadaannya pas-pasan. Hanya saja, saat ini anak-anaknya masih bersekolah SD. Anak pertamannya duduk di bangku kelas enam, sementara anak keduanya duduk di kelas tiga. Untuk menunjang penghasilan suaminya yang pas-pasan, Hasni harus berjualan makanan ringan di depan rumahnya agar dapat menambah penghasilannya.
Usai anaknya lulus SD nanti, dirinya tetap berharap agar bisa melanjutkan ke SMP. Hanya saja, dirinya mengungkapkan sejumlah kendala bila nantinya harus menyekolahkan anaknya ke kota. Diantaranya tidak ada sarana transportasi kapal, dan harus mengeluarkan uang lebih lagi untuk membiayai anaknya naik angkot agar bisa sampai ke sekolahnya.
“Itulah kenapa banyak yang tidak melanjutkan sekolah. Karena biayanya kalau ke kota pasti mahal. Bensin pulang pergi harus dua liter. Belum lagi uang saku mereka di sekolah,” bebernya
Dirinya hanya bisa berharap, agar Pemerintah bisa lebih memikirkan kesejahteraan mereka. Terutama dalam hal sarana pendukung pendidikan sehingga tidak ada lagi anak gusung yang putus sekolah.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN 011 Bontang Utara Syaifullah tidak menampik jika anak-anak yang bersekolah di Gusung usai lulus, tidak sedikit yang melanjutkan ke bangku SMP. Selain karena faktor ekonomi, dorongan dari para orang tua murid pun juga masih sangat minim. Namun begitu, sebagai pendidik, saat di kelas dirinya dan guru-guru lainnya tidak pernah bosan untuk memotivasi peserta didiknya agar kelak bisa terus melanjutkan pendidikannya.
“Kami harap dari perusahaan-perusahaan juga dapat membantu kami dalam hal sarana prasarana penunjang pendidikan. Utamanya pengadaan kapal ini sehingga anak-anak yang akan melanjutkan sekolahnya ke kota, tidak terkendala lagi dengan masalah transportasi,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: