PUPUK KALTIM kembali meraih penghargaan Industri Hijau Level 5 sebagai peringkat tertinggi atas komitmen perusahaan menerapkan efisiensi sumber daya dan proses produksi ramah lingkungan. Penghargaan tersebut diterima Direktur Produksi Pupuk Kaltim Bagya Sugihartana dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di ruang Garuda Gedung Kementerian Perindustrian RI Jakarta, Rabu (12/12).
Tahun ini, kedelapan kalinya Pupuk Kaltim meraih penghargaan Industri Hijau secara berturut sejak 2010 dan satu dari 87 perusahaan penerima level 5 di Indonesia dari Kementerian Perindustrian. Hal itu melihat konsistensi pengelolaan lingkungan dari proses produksi Pupuk Kaltim yang dinilai mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dijelaskan Bagya Sugihartana, penerapan prinsip industri hijau menjadi komitmen Pupuk Kaltim yang direalisasikan pada berbagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Di antaranya efisiensi energi dalam menekan emisi, serta meningkatkan kontribusi pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Salah satunya audit sistem manajemen energi ISO 50001, bagian roadmap 2017-2021 untuk sertifikasi sistem manajemen energi pada seluruh pabrik secara bergantian setiap tahun. Audit dilaksanakan pada Pabrik 1A Pupuk Kaltim, setelah sertifikasi Pabrik 3 pada 2017.
Audit sistem manajemen energi juga wujud kontribusi aktif perusahaan dalam penyelamatan lingkungan melalui peningkatan kinerja energi, meningkatkan daya saing dengan pengurangan biaya energi, memenuhi persyaratan pelanggan, serta pemenuhan ketentuan perundang-undangan.
“Pupuk Kaltim terus berupaya mengelola lingkungan secara baik dan konsisten dengan menyelaraskan pembangunan industri serta kelestarian fungsi lingkungan hidup. Sekaligus memaksimalkan manfaat bagi masyarakat,” ujar Bagya.
Pupuk Kaltim turut menggagas mitigasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang juga dirujuk Kementerian Perindustrian untuk penyusunan pedoman Monitoring, Reporting, dan Verifikasi (MRV), guna mendorong seluruh industri pupuk di Indonesia melaksanakan aktivitas serupa.
Termasuk identifikasi pengelolaan limbah B3 yang mengandung Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material (Tenorm) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), mengantisipasi gangguan kesehatan karyawan serta lingkungan sekitar baik akibat paparan eksternal maupun internal.
“Ini hanya beberapa bukti komitmen Pupuk Kaltim terkait penerapan industri hijau dalam aktivitas perusahaan. Ke depan, upaya ini akan terus dikembangkan pada berbagai bidang,” tambah Bagya.
Sementara Airlangga Hartarto menyebut penghargaan ini sebagai dorongan bagi seluruh perusahaan di Indonesia, agar menerapkan prinsip industri hijau yang kini menjadi tuntutan pasar. Seiring tingginya kepedulian pasar akan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
“Penghargaan ini juga salah satu insentif non fiskal bagi perusahaan industri manufaktur yang melakukan upaya signifikan dalam efisiensi penggunaan sumber daya material, energi, dan air,” kata Airlangga. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post