BONTANG – PT Pertamina, tak pernah mengurangi kuota elpiji 3 kilogram alias tabung melon ke Bontang. Namun kelangkaan masih terjadi di beberapa wilayah di Bontang. beberapa warga net bahkan mencarinya ke media sosial facebook.
Akun bernama Ichy Natha salah satunya. Pemilik akun bernama Rizky Trinata warga Jalan Arif Rahman Hakim RT 41 Kelurahan Belimbing. Rabu (6/3) lalu ia sempat bertanya dalam postingannya bahwa ia sedang mencari penjual gas elpiji 3 kilogram. Mengingat dirinya sudah keliling mencari di wilayah Loktuan dan hasilnya nihil. “Saya cari gas dari kilometer 3 ke Selambai Loktuan tidak dapat, akhirnya dapat melalui penjual online dengan harga Rp 35 ribu,”kata Rizky saat dikonfirmasi, Ahad (10/3).
Ia mengeluhkan kelangkaan gas elpiji yang sering terjadi di Bontang. Padahal gas didapat di Kalimantan, sementara di Pulau Jawa kebutuhan tabung melon selalu aman. Bahkan, sudah hampir seminggu ini gas elpiji sulit didapatkan. “Banyak juga yang nyari sampai bikin status seliweran di Fb cari gas,” ujarnya.
Senada, akun Bunda Aqila pun mencari penjual elpiji 3 kilogram melalui akun facebook-nya, tertanggal 9 Maret 2019.
Menanggapi hal itu, Direktur Agen Elpiji 3 kilogram PT Pantai Subur Masriadi menyatakan tak ada pengurangan kuota dalam pengiriman elpiji setiap harinya yakni 2.800 tabung melon. Ia menyebut stok elpiji di wilayah Loktuan masih aman. Dari beberapa pangkalan, stok tersedia totalnya 150 tabung. “Tak ada pengurangan kuota, tapi sekarang untuk rumah tangga hanya dibolehkan satu tabung untuk satu minggu,” terang Masriadi.
Pun para pedagang eceran alias pengecer dibatasi hanya dapat 5-6 tabung untuk dijual lagi. “Kemungkinan yang cari gas itu pengecer karena untuk dijual lagi. soalnya stok tabung di Loktuan masih aman,” imbuhnya.
Sales Eksekutif LPG II PT Pertamina Samarinda Widhi Tri Adi Hidayat mengatakan meskipun sudha ada program jaringan gas (jargas) kuota elpiji ke Bontang tak ada pengurangan. Isu kelangkaan setelah ia cek stok di setiap pangkalan masih terdapat 40-200 tabung melon. Mengingat setiap pangkalan ada laporan harian ke pihaknya. “Saya instruksikan setiap pangkalan tidak ada yang boleh melayani pembeli dari kalangan orang mampu,” ungkapnya.
Mengenai wacana setiap keluarga dibatasi hanya bisa membeli 3 tabung dalam sebulan, Widhi mengaku bahwa belum ada ketentuan jumlahnya. Tetapi jika jumlahnya dinilai tak wajar untuk memasak pasti akan menjadi temuan audit BPK, dan yang menanggung sanksinya yakni agen dan pangkalan. Soal kelangkaan, menurutnya ada banyak warga yang nyamar jadi pengecer. “Karena kalau utnuk dijual lagi, pangkalan tak akan memberi,” terang dia.
Untuk data 2018, Bontang melebihi dari target dan mencapai 101 persen. Kata Widhi, kuota untuk Bontang dalam setahun yakni 1.490.681 tabung dan realisasinya mencapai 1.505.840 tabung.(mga/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post