bontangpost.id- Seluruh jurnalis bontangpost.id (grup Kaltim Post) dinyatakan berkompeten. Setelah mengikuti Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), 3-4 April di Kantor Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar).
UKJ tersebut menggandeng Solopos Institute dan didukung penuh PT Pupuk Kaltim. Dari 16 peserta, jurnalis bontangpost.id Fitri Wahyuningsih menjadi satu dari tiga peserta terbaik. Dua lainnya adalah Revo Adi Merta dan Sari.
“UKJ ini ada tiga jurnalis bontangpost.id yang ikut. Semuanya lulus. Mereka menyusul awak redaksi lainnya yang sudah dinyatakan berkompeten,” kata Pemred bontangpost.id Edwin Agustyan.
Selain Fitri, media online terbesar di Bontang itu mengikutsertakan Rera Annorista dan Nasrullah.
Selama dua hari ini, total ada 12 mata uji. Mereka dibagi dalam 3 kelompok. Di hari pertama, peserta dihadapkan pada 6 pokok mata uji. Yakni menjelaskan sejarah pers nasinal dan global; membedah dua hukum pers, yakni UU Nomor 40 Tahun 1999, UU Nomor 32 Tahun 2002, dan fungsi pers dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Masih di hari yang sama, peserta juga ditantang untuk menjelaskan soal prinsip jurnalistik; pun membedah unsur, nilai, dan jenis berita. Bahasa jurnalistik, pemilihan narasumber, hingga rapat redaksi, tak luput dari materi uji. Secara umum, hari perdana fokus pada hal-ihwal jurnalistik secara teori.
Memasuki hari kedua, Minggu (4/4/2021) barulah dimulai praktik. Kendati ini sudah jadi santapan hari-hari peserta, namun tekanan dan atmostif UKJ dinilai berbeda. Ada tuntutan untuk menunjukkan diri sebagai jurnalis berkompeten, ada tim penguji yang menilai, ada tenggat waktu yang lebih singkat ditetapkan.
“Kita tiap hari kerja begini. Tapi kalau di hadapan tim juri (UKJ) pressure-nya beda betul,” kata Sari (29) peserta untuk jurnalis TV.
Ada pun untuk materi uji hari kedua, dimulai dengan reportase. Dibuat simulasi konferensi pers. Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparudin didaulat sebagai narasumber.
Sesi ini berlangsung 35 menit. Setelahnya beralih pada penulisan berita. Waktu diberikan hanya 30 menit. Tulisan dibaca tim penguji. Lantas peserta diminta menyunting berita itu kembali. Mengecek berita. Apakah tidak boros kata, efisien, 5W+1H sudah terpenuhi, dan penggunaan tanda baca benar.
Selanjutnya ialah pemanfaatan teknologi informasi. Ini penting sebab kiwari, jurnalis mesti pandai-pandai memanfaatkan perangkat yang ada. Gawai, laptop, kamera, pun aplikasi lain yang mendukung kinerja dalam tugas peliputan.
Setelahnya rapat evaluasi. Ini untuk menilai plus minus selama reportase dan penulisan berita. Ini termasuk penilaian soal kecepatan dalam menulis.
Terakhir, menulis essai soal kode etik. Peserta diberi studi kasus, ada 3, lantas diminta pendapatnya soal itu. Dan menghubungkannya dengan kode etik jurnalistik (KEJ).
“Secara keseluruhan, peserta sudah memiliki pengalaman. Hanya diasah sedikit saja,” kata Suwarmin, salah satu penguji.
Plh Wali Kota Bontang, Aji Erlynawati mengatakan, di era disrupsi saat ini, penyebaran informasi terjadi dengan sangat cepat. Informasi yang meluber di publik tidak saja datang dari warga pun hasil produksi para jurnalis.
Namun untuk menghasilkan produk jurnalistik berkualitas tentu datang dari jurnalis yang berkompeten, yang tahu rambu-rambu. Sebabnya, Pemkot Bontang sangat mendukung komitmen FJB dalam mendorong seluruh anggotanya untuk jadi jurnalis yang kompeten dan profesional. Bukan saja untuk memberikan informasi, tapi juga menjadi mitra pemerintah. Menjadi perantara masyarakat kepada pemerintah.
“Saya kira program FJB ini bagus sekali. Secara pribadi saya sangat mendukung. Kami anggap teman-teman jurnalis ini mitra. Ketika menghubungi saya, sebisa mungkin pasti saya angkat,” beber perempuan yang juga menjabat Sekkot Bontang ini dalam seremoni penutupan UKJ FJB, Minggu (4/4/2021).
Sementara, Asistant VP Humas Pupuk Kaltim Andi Navrah Kharisma menegaskan, perusahaan selalu berkomitmen dalam mendukung upaya FJB dalam meningkatkan kompetensi anggotanya. Seperti dihelatnya UKJ hanya satu hal. Masih ada dukungan lain yang perusahaan berikan demi kemajuan dunia pers di Bontang.
Andi Navrah menyebut, perusahaan merasa berkepentingan mendukung jurnalis Bontang berkompeten. Sebagai ujung tombak pemberitaan, jurnalis berperan besar dalam membentuk opini publik. Setiap pemberitaan mereka menentukan sikap masyarakat terhadap suatu isu. Sebabnya, dia berharap, dengan peningkatan mutu jurnalis Bontang melalui UKJ ini, mereka juga dapat menyuguhkan informasi yang berkualitas kepada masyarakat. Agar publik tercerahkan, terinformasi dengan baik, dan turut membentuk masyarakat yang berkualitas.
“Jurnalis yang berkualitas bukan cuma menguntungkan perusahaan, tapi juga publik secara luas. Makanya kami selalu berkomitmen untuk mendorong jurnalis di Bontang ini untuk selalu meningkatkan kompetensi,” tegasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post