bontangpost.id – Sejumlah pedagang di Lapangan Bessai Berinta (Lang-Lang) melayangkan protes terhadap kebijakan penutupan pusat olahraga dan kuliner itu ke Pemkot Bontang, Selasa (6/7/2021) pagi. Mereka menilai, kebijakan tersebut tidak adil.
Salah seorang perwakilan pedagang Ike Suhartini mengatakan, setiap kali terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Bontang, pedagang di Bessai Berinta selalu menjadi korban. Ketika pemerintah memberlakukan penutupan terhadap fasilitas umum, Lapangan Bessai Berinta selalu masuk daftar pertama untuk ditutup. Namun kebijakan serupa tak diberlakukan bagi fasilitas publik lain, superti Taman Adipura, Taman Tanjung Laut, anjungan Bontang Kuala, dan Pusat Kuliner Berebas Pantai. Padahal, sebutnya, lokasi-lokasi tersebut kerap dijadikan tempat orang-orang berkumpul.
‘’Pasti kami terus yang selalu ditutup. Yang lain mana? Kami minta keadilan,’’ tuntut Ike Suhartini kepada Pemkot Bontang.
Dia mengatakan, pedagang di Lapangan Bessai Berinta sejatinya sangat mendukung seluruh upaya pemerintah dalam menekan angka paparan kasus Covid-19. Namun mereka berharap pemerintah bersikap tegas dan adil. Tidak hanya membuat kebijakan penutupan di pusat kuliner dan olahraga yang terletak di Jalan KS Tubun itu, tapi hal sama tak diberlakukan di fasilitas umum dan lokasi wisata lain. Menurutnya, pemerintah seperti menunjuk jari bila Lapangan Bessai Berinta menjadi biang keladi meroketnya angka positif Covid-19 di Kota Taman.
‘’Kami mendukung sekali upaya pemerintah. Tapi coba adil. Tempat lain jelas banyak orang kumpul-kumpul, tapi tidak ditutup. Ada apa ini sebenarnya,’’ tanyanya.
Dia mengatakan, sejak kasus perdana Covid-19 mencuat di Bontang, sudah 3 kali Lapangan Bessai Berinta ditutup. Pertama, awal pandemi sekira Maret 2020. Kedua, pada Oktober 2020, dan terakhir pada akhir Juni 2021 kemarin. Padahal lokasi itu baru seja dibuka 10 hari, sebelum pemerintah memutuskan menutup kembali.
‘’Kasihan teman-teman yang ada pinjaman. Baru juga buka sudah ditutup lagi,’’ keluhnya.
Hal senada diutarakan Hendro Suharno. Dia bilang, lokasi ini merupakan tempat mereka menggantungkan hidup. Dari berdagang aneka makanan dan minuman di Lapangan Bessai berinta, mereka dapat menafkahi dan membiayai pendidikan anak-anak di rumah.
Dia berharap pemerintah sensitif terhadap kesulitan mereka. Sudah nyaris satu setengah tahun Lapangan Bessai Berinta ditutup. Mereka tak bisa menunggu lebih lama lagi. Sebab ada keluarga yang perlu diberi makan. Sementara menunggu bantuan pemerintah tak ubahnya mencari jarum dalam jerami alias susah dan nyaris tak mungkin.
‘’Bantuan saja harus cari sendiri, susah. Ada perut mau dikasih makan ini. Tidak mungkin kami begini terus,’’ ungkapnya.
Baik Ike maupun Hendro mengatakan, malam ini mereka berencana menyambangi Pendopo Rujab Wali Kota Bontang. Mereka akan sampaikan protes ini langsung ke Wali Kota Basri Rase.
‘’Malam ini kami rencana datang ke Rujab ketemu pak Basri,’’ ujar Ike. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post