bontangpost.id – Perbaikan infrastruktur jembatan Jalan Pontianak, Kelurahan Gunung Telihan hingga kini belum ada kejelasan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) berharap dapat terealisasi tahun depan. Melalui dana alokasi khusus (DAK) 2022. Kepala Dinas PUPRK Tavip Nugroho mengatakan sesungguhnya usulan ini telah diajukan di DAK tahun lalu.
Bahkan sudah sempat masuk proses pelelangan. Namun terkena imbas refocusing anggaran karena pandemi Covid-19. Sehingga proses pendaftaran tender ditarik. Pagu anggarannya sebesar Rp 7 miliar. “Karena anggarannya ditarik oleh Kementerian Keuangan maka kami cabut di Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada April 2020,” kata Tavip.
Pada tahun ini telah dimasukkan kembali usulan tersebut. Tetapi tidak muncul dalam pagu anggaran. Ia berharap tahun depan kembali dikucurkan. Mengingat kondisi struktur jembatan sudah mengalami kerusakan. Pondasi jembatan telah amblas. Sehingga konstruksinya turun.
Nantinya tiang pancang sisi kanan dan kiri jembatan akan dibenahi. Perbaikan tidak akan memakai konsep penggunaan tiang tengah. Supaya arus air sungai bisa lancar. Termasuk struktur jalan jembatan bakal ditinggikan. Panjang jembatan 20 meter dengan lebar delapan meter.
“Struktur jalan akan dibeton terlebih dahulu kemudian di overlay,” ucapnya.
Ia berharap kas negara surplus. Sehingga usulan yang pernah diajukan ini dapat terealisasi. Sebab, warga selalu menanyakan rencana perbaikan struktur jembatan ini. Jika dikembalikan, proses tender akan dilakukan awal tahun. Dikarenakan pengerjaan infrastruktur ini membutuhkan durasi tujuh bulan.
“Pengerjaan butuh waktu untuk pengeringan dan sehubungan pasang-surut air,” tutur dia.
Sebelumnya Dinas PUPRK menyatakan kondisi jembatan ibarat kanker stadium level 4. Sangat membahayakan sehingga dibutuhkan perombakan total secepatnya. Agar tak ada hal buruk terjadi. Kabid Bina Marga, Dinas PUPRK Bontang Bina Antasariansyah mengatakan berdasarkan hasil survei yang pihaknya lakukan bersama konsultan, jembatan berusia puluhan tahun itu bisa ambruk kapan saja. Paling riskan, ketika hujan mengguyur.
Kata Bina, bila hujan deras, lantas ada kendaraan berbobot besar melintas di jembatan, seperti truk pengangkut tanah, pasir, dan batu, dikhawatirkan jembatan bisa patah kapan saja. Sebabnya, konstruksi yang mengisi badan jembatan sudah mengalami penurunan. Penyangganya pun sama, telah bergeser beberapa senti. Sementara siring yang berada di bawah jembatan rupanya juga amblas. Sehingga tanah meluber hingga kolong jembatan.
“Kalau banjir besar, tanah bisa larut. Penyangga hilang, jembatan bisa crack,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post