Prestasi terus ditorehkan oleh Dinda Nuraidha. Setelah merebut medali perunggu di PON Papua lalu. Dengan mengalahkan atlet mantan juara dunia dan Sea Games 2019 silam. Membuatnya masuk dalam seleksi pelatihan nasional.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Tatap matanya tajam. Pergerakan kaki dan tangan pun lincah. Melawan agresifitas dari lawan yang dihadapinya. Itulah yang melekat pada pesilat asal Bontang Dinda Nuraidha. Kepada Kaltim Post (induk bontangpost.id), ia mengaku mengenal pencak silat dari kedua orangtuanya. Sebab ayah dan ibunya juga merupakan atlet. Gen itulah yang membuat dia memantapkan diri untuk menjadi pesilat handal.
“Awalnya melihat orangtua latihan. Saat mereka tanding juga ikut terus. Saat orangtua pemusatan latihan ikut juga,” kata Dinda.
Proses latihan itu dimulai saat berstatus pelajar kelas 1 SD. Dua tahun berselang mulai ikut bertanding. Keikutsertaan ini didorong orangtua. Mereka menilai supaya tidak hanya berlatih saja. Siapa tahu ada prestasi yang diperoleh. Alhasil saat kelas 5 SD ikut O2SN di Jakarta. Adik dari pesilat Iqbal Candra Pratama (peraih medali emas Asian Games 2018) didaftarkan orangtua yang merupakan pelatihnya di sekolah.
“Tingkat kota dan provinsi juara satu. Kemudian mewakili Kaltim di jenjang nasional dan meraih juara kedua di kelas seni tunggal putri,” ucapnya.
Capaian gemilang lainnya ialah berhasil meraih medali perunggu pada PON 2020. Bahkan di babak penyisihan berhasil mengalahkan atlet Sumbar yang pernah menjadi mantan juara dunia dan Sea Games 2019. Sayangnya di fase semifinal, Dinda kalah dari pesilat Jawa Barat. Tampil di kelas B 50-55 kilogram putri.
“PON 2016 ikut tetapi kalah. Pertama ikut saat itu dan belum rezeki,” tutur dia.
Torehan ini pun dilirik oleh PB IPSI. Dinda dipanggil untuk mengikuti seleksi nasional. Hasilnya pun membanggakan. Dia berhasil lolos pelatihan nasional. Ia berlaga di nomor 45-55 kilogram putri. “Sudah dari dulu ingin masuk pelatnas dan baru kesampaian,” terangnya.
Dalam waktu dekat, ia akan tampil di kejuaraan dunia. Lokasinya di Singapura. Kejuaraan itu akan berlangsung 20-28 Februari. Persiapan sudah dilakukan kurun dua bulan belakangan. Sifatnya secara mandiri pasca seleksi nasional. Dalam kejuaraan dunia ini, ia tidak menarget muluk-muluk. Ingin memberikan penampilan yang terbaik.
“Buat pengalaman karena selama ini belum pernah tanding skala internasional,” sebutnya.
Bekal jam tanding inilah menjadi modal dalam perhelatan kejuaraan dunia selanjutnya. Ia mengaku saingan terberat ialah wakil dari Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Dia menjelaskan berangkat ke Jakarta pada Jumat kemarin. Selanjutnya langsung bertolak ke Singapura Selasa mendatang.
Ia menerangkan sesungguhnya pesilat Bontang ini memiliki keahlian yang bagus. Namun perlu ditambah jam terbang mengikuti kejuaraan dan latihan bersama. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post