Kamis (10/5) kemarin, seluruh umat Kristiani memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih. Seluruh gereja mengadakan kebaktian pasca 40 hari sesudah Kristus bangkit. Salah satunya dilakukan Gereja Toraja Jemaat Imanuel Bontang (GT-JIB). Momen kenaikan merupakan bukti penggenapan firman Tuhan mengenai arti keterpisahan dan wujud yang harus dilakukan pengikut Kristus bagi dunia.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
LONCENG gereja berbunyi tiga kali tanda ibadah segera dimulai. Seperti diketahui, ini bukanlah hari minggu selayaknya umat Kristiani rutin melakukan peribadatan. Namun, kemarin umat Kristiani diajak mengenang peristiwa kenaikan Kristus pasca ia bangkit dari kematiannya di kayu salib.
Ibadah kali ini dipimpin oleh gembala sidang GT-JIB, pendeta Christina Lebang. Dalam khotbahnya, ia mengajak jemaat untuk mengetahui akan arti keterpisahan. Pada umumnya, berpisah identik dengan kesedihan.
“Biasanya kalau berpisah dengan kerabat kita pasti perasaan sukacita luntur. Tetapi kali ini berbeda, berpisah dengan Kristus yang naik ke surga membawa kepada sebuah pengharapan,” ucap pendeta Christina.
Lantas ia mencoba menganalogikan dengan keterpisahan yang dialami oleh orang tua dengan anaknya. Di mana anak tersebut pergi ke tempat lain untuk menempuh studi. Christina menyebut setiap orang tua pasti rajin menjalin komunikasi.
“Sering pasti mengingatkan orang tuamu susah-susah menyekolahkan kamu. Di balik harapan doa, anak-anak bisa meneruskan apa yang dikehendaki sebagai orang tua,” ujarnya.
Pada surat Efesus 1 ayat 15-23, Tuhan mengajarkan agar manusia tidak hanya mengetahui tetapi mengerti akan keselamatan. Oleh sebab itu diperlukan roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Kristus dengan benar.
Tentunya keterpisahan membawa dampak. Perasaan takut, gelisah, dan putus asa kadang-kadang muncul dalam jiwa manusia. Christina menilai itu perasaan yang wajar dialami oleh seluruh manusia.
Namun, ia menjelaskan bahwa Tuhan tidak serta merta berpisah. Ia memberikan kepada manusia bekal untuk memperlengkapi diri. Bukan lantas begitu saja, Tuhan menugaskan kepada manusia untuk membagikan bekal itu kepada seluruh orang. Tentunya dengan landasan umat Kristiani yaitu kasih.
“Kenaikan Tuhan Yesus saat ini, Dia (Tuhan, Red.) akan bertindak ketika manusia berdiam dalam menantikan kehendak-Nya. Sebagai manusia perlu memperlengkapi diri dan tetap setia,” ucapnya.
Dikatakannya, membagikan bekal yang telah disediakan Tuhan, tak jarang membuat keterlukaan. Sekalipun terluka, janji Tuhan akan tetap tinggal di dalam manusia.
Keterpisahan juga membawa ke arah kedewasaan. Seperti anak yang berpisah kepada orang tuanya, ia akan mampu melakukan seluruh pekerjaan yang belum ia lakukan sebelumnya.
“Demikianlah manusia kepada Tuhan, keterpisahan ini membawa kita sebagai umatNya untuk dewasa dalam menentukan pilihan apakah serupa dengan Kristus atau dunia. Caranya dengan berjalan sesuai dengan firman-Nya. Jalani hidup dan berkayalah,” tukasnya. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post