bontangpost.id – Biasanya, masyarakat diminta membayar Rp 25 ribu untuk mendapatkan tiket masuk ke tempat wisata. Tapi menurut ajaran sesat di Kota Dodol, uang Rp 25 ribu itu katanya akan menghantarkan pembayarnya menuju surga.
Paham radikalisme ini bahkan disebut sudah masuk ke 41 dari total 42 kecamatan di Garut. Dilansir dari laman resmi Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jabar, jabar.kemenag.go.id, dalam artikel berjudul ‘Terpapar Radikalisme, Diiming-iming Surga’, Kemenag menyebut bahwa paham radikal sudah menyebar.
Kegiatan dialog kebangsaan digelar bukan karena latah. Akan tetapi Garut memang sangat dinamis dan sedang menjadi sorotan dalam kaitan paham radikal. Berdasarkan catatan, dari 41 dari 42 kecamatan terpapar paham radikal.
Tulis Kemenag dalam artikel tersebut. Pernyataan tersebut diungkap Kemenag dalam kegiatan Dialog Kebangsaan di Hotel Harmoni, Garut pada Kamis 30 Juni 2022 lalu.
Kepala Kantor Kemenag Garut Cece Hidayat saat dikonfirmasi, Senin (4/7/2022) siang menjelaskan, pernyataan tersebut merupakan ungkapan dari data yang diberikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut.
“Jadi, kami sampai hari ini tidak mengetahui adanya terpapar seperti itu kan pernyataan dari Ketua PCNU ya, dan kami tidak punya data tentang itu,” kata Cece.
“Kami menghargai data yang dimiliki oleh NU sebagai bentuk kepedulian NU kepada negara dan bangsa, mereka melakukan penelitian di lapangan. Tapi sampai dengan hari ini kami tidak punya data itu,” ungkap Cece menambahkan.
Ketua PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid memang sebelumnya diketahui sempat menyatakan temuan pihaknya itu. Dia menyebut paham radikal sudah masuk hampir ke semua kecamatan.
“Kita punya 42 MWC (Majelis Wakil Cabang). Setelah kami cek, dari 42 MWC (kecamatan) hanya 1 yang belum kemasukan (paham radikal NII),” kata ulama yang akrab disapa Ceng Wahid tersebut.
Mengenai data tersebut, kata Cece, pihak Kemenag Garut mengaku khawatir dan prihatin. Sebagai tindak lanjut, Kemenag bersama pihak terkait lain rutin melakukan penyuluhan kepada para tokoh agama, atau orang-orang yang terindikasi terpapar paham radikal.
Selain itu, pihak Kemenag juga beberapa kali terlibat dalam proses deklarasi yang dijalani para mantan pengikut aliran radikal yang menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terselip banyak cerita menarik saat proses deradikalisasi itu. Cece mengatakan, salah satunya, ada cerita IRT yang percaya dengan hanya membayar Rp 25 ribu dan tanpa beribadah dia bisa masuk surga.
Cerita tersebut terungkap dalam kegiatan deklarasi yang digelar di Kecamatan Pameungpeuk, Garut beberapa waktu lalu. Saat itu, Cece mengaku sempat berbincang dengan sejumlah emak-emak peserta deklarasi.
Warga tersebut mengatakan, dia diajari oleh gurunya untuk tidak salat. Sebab, saat ini sang guru menyatakan keadaan sedang darurat karena tengah berjuang mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Sebagai gantinya, sang emak diminta untuk membayar infaq Rp 25 ribu per bulan.
Sang emak mendapatkan doktrin jika uang Rp 25 ribu itu yang akan ‘menyelamatkan’ mereka jika seandainya nanti mereka masuk neraka. “Itu akan dijahit nanti oleh mereka ketika kita masuk neraka. Itu kan pembodohan ya, pembodohan mereka kepada masyarakat yang sisi agamanya tidak punya dasar yang kuat,” katanya. (detik)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post