bontangpost.id – Untuk menjaga keamanan informasi dan data empat aplikasi, Pemerintah Kota Bontang menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Plt Kepala Diskominfo Bontang Dasuki mengatakan ini dilakukan untuk memproteksi server dari maraknya data yang bocor.
Mengingat hasil laporan monitoring anomali BSSN pada 2021 ditemukan 1,6 miliar aktivitas hacker dalam membobol data. Baik itu skala nasional maupun internasional.
“Infrastruktur websitenya kan sudah ada. Sekarang tinggal keamanannya yang harus dijaga. Jangan sampai informasi yang diterima masyarakat malah bias,” ujarnya saat membuka acara di gedung Command Center Bontang, Rabu (8/6/2022).
Selain bekerja sama dengan BSSN, Kata Dasuki langkah pencegahan akan ia terapkan di seluruh OPD dengan menyeragamkan domain dalam satu server. “Kami tidak main-main menjaga keamanan data. Karena bila sekali bocor maka akan berpotensi penyalahgunaan,” imbuhnya.
Meski tidak berbicara secara spesifik, Direktorat Operasi Keamanan Siber, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Tomi Wijaya menyampaikan, dari hasil asesmen empat aplikasi tersebut, ditemukan beberapa yang mengalami kerentanan.
“Semoga langkah ini sebagai titik awal untuk mengembangkan keamanan lebih lanjut dengan berpegang kepada dasar pokok sistem,” ungkapnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan penyampaian hasil uji keamanan data dalam aplikasi yakni dari Disnaker Bontang, UKPBJ dan Diskominfo. (Adv Kominfo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post