bontangpost.id – Tidak terakomodasinya perbaikan konstruksi Jembatan Pontianak, Kelurahan Gunung Telihan, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022, mendapat perhatian legislator. Ketua Komisi III Amir Tosina meminta kepada Pemkot untuk memprioritaskan penganggaran perbaikan pada APBD Bontang 2022.
“Karena ini merupakan akses utama masyarakat. Maka harus diprioritaskan. Jangan sampai anggarannya digeser,” kata Amir.
Politikus Partai Gerindra ini menuntut janji Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) dalam hal perbaikan infrastruktur ini. Sesuai dengan komitmen yang telah disepakati dalam pertemuan antara dewan dengan OPD tersebut.
“Saya minta Pemkot tegas. Program ini sangat mendesak karena jika berlarut-larut maka akan membahayakan kondisi pengguna akses tersebut,” ucapnya.
Ia pun tidak menolak jika rencana ini tetap diajukan melalui bantuan keuangan (bankeu) Pemprov Kaltim 2022. Namun itu harus diantisipasi jika kucuran bantuan itu sulit terwujud. Salah satunya dengan pengalokasian melalui batang tubuh APBD Bontang. Sejauh ini pembahasan APBD 2022, bahwa kegiatan telah masuk dalam rencana program.
“Karena jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan warga akan memblokade akses itu,” tutur dia.
Selain itu, jika terealisasi tahun depan, Amir Tosina juga meminta agar persiapan proses tender dilakukan secara maksimal. Jangan sampai terjadi dinamika yang panjang. Sehingga memperpendek durasi pengerjaan. “Kalau bisa digeber di awal. Karena butuh waktu panjang pengerjaannya. Jangan baru dimulai pertengahan terus akhirnya dibatalkan karena waktunya tidak cukup,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Bina Marga Dinas PUPRK Anwar mengatakan sembilan paket yang sebelumnya diajukan melalui sumber anggaran DAK fisik 2022. Sayangnya, dari jumlah itu hanya satu paket yang disetujui.
Pengajuan itu sudah disodorkan ke pemerintah pusat pada September lalu. Selanjutnya tim dari kementerian melakukan verifikasi terhadap berkas dokumen. Data diambil per 200 meter. “Kalau DAK pengajuan kegiatannya per ruas jalan. Sesuai syarat yang masuk SK jalan kemudian diasistensikan. Dari tim kementerian memverifikasi mana ruas jalan yang layak dibantu,” kata Anwar.
Sembilan paket itu mencakup ruas jalan Soekarno-Hatta, Urip Sumoharjo, Satya Lencana 2, KS Tubun, Arif Rahman Hakim, Tenis, Damai, MH Thamrin, dan Jembatan Pontianak. Namun berdasarkan verifikasi hanya Jalan Soekarno-Hatta yang mendapatkan bantuan perbaikan. Dengan pagu anggaran sebesar Rp 4.167.934.000.
Sesungguhnya usulan perbaikan ini telah diajukan sejak 2019 silam. Sempat muncul di kucuran DAK 2020. Bahkan sudah masuk dalam proses lelang. Tetapi akibat pandemi covid-19, alokasi ini terkena imbas refocusing. Artinya Dinas PUPRK tidak bersikap pasif.
“Kami ajukan kembali. Harapannya dapat lagi di 2022. Tetapi kami tidak tahu persis alasan pemerintah pusat usulan ini tidak dihidupkan lagi,” urainya.
Meskipun demikian, ia berharap agar perbaikan infrastruktur ini dapat dibantu melalui bantuan keuangan (bankeu) Pemprov Kaltim. Mudah-mudahan di tahun depan dapat dikucurkan. Sebagai antisipasi, Dinas PUPRK juga memasukkan kegiatan ini ke batang tubuh APBD Bontang 2022.
“Bisa atau tidak, kami tetap masukkan di APBD Bontang,” ucapnya.
Diketahui pagu anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 7 miliar. Nantinya tiang pancang sisi kanan dan kiri jembatan akan dibenahi. Perbaikan tidak akan memakai konsep penggunaan tiang tengah. Supaya arus air sungai bisa lancar. Termasuk struktur jalan jembatan bakal ditinggikan. Panjang jembatan 20 meter dengan lebar delapan meter. Kemudian atas jembatan akan dilapisi aspal. Sebagai akses warga sekitar. Penghubung Jalan Asmawarman dengan Jalan Soekarno-Hatta.
Sebelumnya Dinas PUPRK menyatakan kondisi jembatan ibarat kanker stadium level 4. Sangat membahayakan sehingga dibutuhkan perombakan total secepatnya. Agar tak ada hal buruk terjadi. Berdasarkan hasil survei bersama konsultan, jembatan berusia puluhan tahun itu bisa ambruk kapan saja. Paling riskan, ketika hujan mengguyur.
Bila hujan deras, lantas ada kendaraan berbobot besar melintas di jembatan, seperti truk pengangkut tanah, pasir, dan batu, dikhawatirkan jembatan bisa patah kapan saja. Sebabnya, konstruksi yang mengisi badan jembatan sudah mengalami penurunan. Penyangganya pun sama, telah bergeser beberapa senti. Sementara siring yang berada di bawah jembatan rupanya juga amblas. Sehingga tanah meluber hingga kolong jembatan. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post