Ngaku Dapat dari Samarinda, BNK Siap Tes Urin
BONTANG – Empat pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) kedapatan mengkonsumsi pil double L (LL) di kantin sekolah. Salah satu dari 4 pelajar tersebut mengaku mendapatkan barang haram itu dari Samarinda. Badan Narkotika Kota (BNK) Bontang berencana melakukan tes urin keempatnya.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Gunung Elai, Aipda Anton Sayudani telah memberikan pembinaan kepada 4 pelajar atas nama MA, WA, RI serta pelajar perempuan sebut saja Bunga.
Dirinya mendapat laporan dari guru salah satu sekolah swasta yang mendapati keempat muridnya sedang mengkonsumsi obat terlarang di kantin sekolah. “Kejadiannya pada Jumat saat jam istirahat, pihak sekolah melaporkan pada Rabu, akhirnya kami beri pembinaan setelah mendapat laporan,” jelas Anton saat dihubungi, Kamis (9/3) kemarin.
Empat pelajar itu merupakan teman satu kelas di kelas VIII. Dari pengakuan mereka, MA mendapatkan obat tersebut dari orang Samarinda. Satu tablet sudah digunakan, namun karena rasanya tidak enak, mereka lalu membuangnya.
Sementara info asal barang belum ada petunjuk lebih lanjut. “Infonya terputus hanya dari Samarinda, sementara orangnya belum diketahui siapa,” ujarnya.
Atas kejadian itu, 4 siswa tersebut mendapat sanksi dari sekolah berupa skors selama 1 minggu terhitung mulai hari Kamis (9/3) kemarin. Pihak sekolah juga telah memanggil orang tua masing-masing siswa. Anton juga mendapat info bahwa dari pihak BNK akan melakukan tes urin.
Jika memang penggunaannya sudah terbilang parah maka pemakai akan direhab di Samarinda. Namun jika masih dalam kadar rendah, pemakai hanya diberi pembinaan. “Infonya besok (hari ini, Red.) dilakukan tes urin, tetapi belum tahu pastinya,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua BNK Bontang Basri Rase mengaku kasus penggunaan LL ini baru muncul kembali. Dulu, banyak kasus ini ditemukan, namun sempat menghilang, dan ini ada kasus baru lagi. Wakil Wali Kota Bontang ini menyatakan memang bagi pengguna akan dilakukan tes urin berbeda dengan pengedar.
Atas kejadian tersebut, Basri mengingatkan para pelajar tak mencoba barang-barang haram. Karena sekali mencoba akan ketagihan. Oleh karenanya, jika ada yang menawarkan sesuatu yang mencurigakan jangan langsung dicoba. “Sebaiknya bertanya pada orang tua atau guru barang tersebut bisa digunakan atau tidak, karena masih banyak yang belum tahu wujudnya hingga membuat penasaran,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: