Menurut Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pujo Kuncoro, selama lingkungan bersih, ular tak akan betah mampir berlama-lama.
“Warga sebenarnya tidak perlu resah soal fenomena piton ini. Ketemu fenomena seperti ini ya ada flashback yang bisa kita lihat. Pertama, asal-usulnya (dari mana). Kalau tidak mau ular datang, jangan beri kesempatan tikus datang ke rumah. Artinya, kita harus bersih,” kata Pujo saat berbincang dengan Wartawan Bontang Post, Rabu (21/6).
Pujo menegaskan, tak ada pilihan selain rumah harus dalam keadaan bersih dan tak tertutup sinar matahari. Penemuan ular di beberapa lokasi belum lama ini, dianggapnya sebagai suatu hal yang wajar. Gorong-gorong, tumpukan kayu termasuk tempat yang lembap dan dingin. Di situlah habitat ular.
“Kalau ular ini, kita lihat dia bisa hidup dalam gorong-gorong, makan tikus terus-terusan. Dia punya sensor panas. Dia mencari makan mengikuti mangsanya. Mendeteksi tikus ada di mana,” katanya.
Dijelaskan, warga perlu mendapat edukasi tatkala menemukan ular, bagaimana upaya penanganannya, agar tak langsung melukai dan membunuh satwa liar tersebut. Musababnya, hampir sebagian warga belum mengetahui alasan ular hingga masuk ke lingkungan pemukiman.
Karenanya, ia bakal berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera menyeelsaikan persoalan ini agar warga tak terus-terusaan gelisah. Langkah awal, ia akan berkoordinasi dengan pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk melakukan pemetaan daerah mana yang rawan konflik antar satwa liar dan masyarakat.
“Nah ini kan kita beum tahu nih daerah mana aja yang berpotensi konflik. Kalau sudah dipetakan, langkah selanjutnya kami akan melibatkan pihak Balai Taman Nasional Kutai dan juga bekerjasama dengan komunitas pecinta reptil,” tuturnya.
“Maraknya pembangunan dimana-mana belakangan ini turut menjadi faktor pemicu ular keluar untuk cari makan. Pada prinsipnya mereka ini hidupkan untuk makan dan berlindung. Bagaimana kemudian, mereka mau bertahan hidup kalau rumahnya hilang. Ini yang harus kita pahami, selama mereka tidak menganggu kita jangan resah,”tambahnya.
Tangkap dengan Kelembutan
Proses penangkapan ular bisa dilakukan oleh semua orang. Menurut Suwarno sebagai pecinta hewan reptil, ular tidak suka dengan kekerasan, oleh karena itu apabila hendak menangkapnya gunakanlah perasaan yang lemah lembut.
“Ular itu hampir sama dengan manusia, apabila manusia disentuh dengan keras maka emosinya akan tersulut. Begitupula dengan ular, jika kita memegangnya dengan kasar maka ular tersebut akan memberontak dengan cara melilit atau menggigit,” kata Suwarno.
Selain hal diatas, ular juga mengetahui perasaan pemegangnya melalui sensor yang ada di lidah ular. Apabila, degup jantung pemegang semakin meningkat maka sensor tersebut bisa mendeteksinya.
Cara memegangnya pun usahakan dari bawah karena ular tidak dapat mematok ke bawah. Kelemahan predator ini berada pada bagian belakang apabila disentuh pelan maka ular tersebut tidak akan bergerak. Langkah selanjutnya memegang bagian kepalanya untuk menutup mulut ular tersebut.
Jenis hewan yang tergolong reptil ini berdasarkan ada-tidaknya racun dibagi menjadi dua yakni berbisa dan tidak berbisa. Kategori ular berbisa ialah seperti cobra, mamba, dan derik, sedangkan untuk ular yang tidak berbisa meliputi piton dan sanca. Menurut Suwarno fenomena yang terjadi dengan banyaknya ular yang masuk pemukiman ialah habitat yang dirusak.
“Dulu RT 9 Kelurahan Tanjung Laut sebagian besar berbentuk rawa, namun sekarang terjadi penimbunan sehingga habitat tempat berdiam ular semakin punah. Selain hal tersebut ular terbawa oleh aliran air sungai sehingga beberapa pemukiman yang terletak di atas sungai akan menjadi sarang ular tersebut” terang pria yang menyukai reptil sejak tahun 1990.
Sehubungan dengan cara mengantisipasi supaya ular tidak memasuki pekarangan rumah ialah dengan cara menabur garam. Cara tradisional ini digunakan seluruh lapisan masyarakat sebagai antisipasi awal.
“Saya tidak mengerti apa kandungan dari garam sehingga menyebabkan ular kabur, tetapi garam adalah sakral. Garam bukan hanya bisa dipakai untuk mengusir ular saja, tetapi semua jenis binatang yang beracun,” paparnya. (*/ak/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: