BONTANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang berencana mengubah skema pemberian seragam gratis bagi para pelajar. Hal itu direncanakan usai melihat sistem pemberian seragam gratis tersebut tidak memihak terhadap pengusaha lokal.
Untuk diketahui metode sejak dua tahun jalannya program ini, penyedia pakaian sekolah ini adalah konveksi dari luar daerah yang telah ditentukan setelah memenangi tender tersebut.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni tengah mewacanakan tahun depan para pelajar hanya akan diberikan kain untuk dirajut di penjahit yang ada di Kota Taman. Sehingga tidak hanya orang tua murid saja yang diuntungkan, akan tetapi para tukang jahit juga akan meningkat perekonomiannya. “Untuk membantu penjahit lokal,” ucapnya.
Pemberian kain ini juga akan dibarengi dengan kartu smart city. Kegunaanya serupa dengan kartu e-money yaitu untuk membayar saat menjahit. Sehingga para orang tua murid tidak perlu merogoh kocek untuk biaya menjahit. “Nanti dikasih sama kartu smart city,” katanya.
Selain untuk menguatkan tailor lokal, perubahan pola ini juga untuk mengurangi kesalahan ukuran baju. Pasalnya ketika proses pembagian, ditemukan baju yang diberikan tidak sesuai dengan ukuran tubuh beberapa murid. Hal ini karena pertumbuhan murid yang begitu cepat. “Kalau yang lain (tas dan buku tulis) aman ,” ucapnya.
Bergulirnya program yang telah tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini katanya bertujuan untuk mengurangi beban para orang tua murid untuk membeli seragam sekolah. Serta untuk memotivasi pelajar untuk lebih giat dalam proses belajar mengajar.(Zaenul/Adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: