BONTANG – Cabang olahraga (cabor) biliar mantap mematok target satu emas pada gelaran pekan olahraga provinsi (Porprov) Kaltim 2018. Sekretaris Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (Pobsi) Bontang Nasrudin mengatakan, selain menargetkan satu medali emas, pihaknya juga memasang target dua perak, dan dua perunggu. “Kami (pengurus Pobsi Bontang, Red.) optimistis target itu bisa diraih,” kata Nasrudin.
Jumlah target ini meningkat dibandingkan raihan pada porprov yang dihelat di Kutai Kartanegara dua tahun silam. Di mana tim biliar Bontang hanya mampu memperoleh satu medali perak dan dua perunggu.
Dikatakannya, nomor tanding yang berpeluang untuk meraih medali antara bola delapan kategori perorangan dengan bola sembilan kategori double.
Sebenarnya selain dua nomor tanding tersebut, masih tersisa satu lagi potensi medali digenggam oleh atlet biliar Bontang, yaitu nomor snooker. Namun pengurus cabor hingga kini belum mendapat perkembangan mengenai jumlah daerah yang mengikuti nomor tersebut.
Sebelumnya di proprov dua tahun lalu, nomor tanding ini hanya diikuti oleh lima daerah. Meliputi Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartangera, Kutai Timur, dan Bontang. Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Nasrudin, Kabupaten Paser dan Berau sudah mencari atlet dari luar Kalimantan Timur.
“Ini peluang karena dua kali memperoleh kemenangan sudah dipastikan dapat medali kalau pesertanya hanya lima daerah,” ujarnya.
Sebanyak 13 atlet akan diturunkan pengurus cabor berdasarkan hasil saat pra porprov beberapa waktu lalu. Menurut Nasrudin, 13 atlet merupakan pemain yang berasal dari Bontang saja. Ia mengaku pengurus cabor selama ini tidak pernah memakai jasa pemain dari luar Bontang. “Kami inginnya tetap memberdayakan atlet lokal,” kata dia.
Tahun ini, tim biliar harus kehilangan satu atlet andalannya dikarenakan pindah domisili ke Sulawesi. Setelah ditelisik, pemain tersebut meninggalkan Bontang dikarenakan mendapat kesejahteraan yang lebih di daerah baru. Nasrudin berharap perlunya perhatian pemerintah untuk melindungi bibit atlet potensial kebanggaan daerah. “Artinya perhatian pemerintah masih kurang, sehingga mereka memutuskan untuk pergi,” keluhnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: