bontangpost.id – Persoalan banjir di Bontang, Kaltim, kian memperihatinkan. Saban kali hujan deras melanda, beberapa titik di kota ini langsung tergenang air. Bahkan ketika tak hujan pun, kiriman air dari luar seketika meluber dan menggenangi sejumlah titik.
Berangkat dari keprihatinan itu, Wakil Ketua II DPRD Bontang Agus Haris mendesak pemerintah lekas mencari solusi. Tidak membiarkan rakyat terus merasakan penderitaan ketika rumah-rumah mereka kebanjiran.
”Harus cepat dicarikan solusi. Tidak bisa terus-terusan seperti ini,” tegas Agus Haris ketika berbicang dengan bontangpost.id belum lama ini.
Politikus Gerindra itu menawarkan sejumlah opsi penaggulangan banjir. Pertama, fokus penganggaran. Dia menantang agar pemerintah berani menunda kegiatan rutin seluruh OPD di lingkungan Pemkot Bontang. Agar anggaran itu dialihkan untuk penanganan banjir. Satu tahun saja. Hal sama juga berlaku untuk pokok pikiran dewan. Semua disatukan untuk menuntaskan masalah banjir ini.
Skemanya serupa refocusing. Beberapa persen anggaran OPD dipangkas, diakumulasi, lantas dialihkan khusus untuk penuntasan masalah banjir.
”Pending dulu kegiatan rutin OPD. Ambil beberapa persen, alihkan ke banjir. Begitupun pokok pikiran dewan. Satukan semua,” bebernya.
Seluruh anggaran itu lantas digunakan untuk membiayai penanggulangan banjir. Mulai perbaiki dan meningkatkan saluran drainase. Yang selaras dengan perkembangan kota. Meninggikan turap Sungai Bontang. Mempeluas cakupan revitalisasi sungai. Membangun polder di beberapa titik. Bahkan, Agus Haris menantang pemerintah membagun 100 sumur resapan di penjuru Bontang.
”Bangun itu sumur resapan. Kalau perlu 100 titik di seluruh kota,” tegasnya.
Kata Agus Haris, sumur resapan itu berfungsi sebagai tempat menampung air hujan hingga meresap ke tanah. Manfaatnya, untuk mempertahankan aliran permukaan, sehingga dapat mencegah banjir. Sekaligus mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
”Pun bisa jadi solusi ketika kemarau tiba. Kan air itu tertampung. Jadi bisa dimanfaatkan,” terangnya.
Solusi banjir kedua yang ditawarkan ialah membangun bendali. Entah itu di Desa Martadinata atau Desa Suka Rahmat, Kutim. Pembangunan waduk dinilai jadi solusi, sebab salah satu penyebab utama banjir Bontang ialah kiriman air dari luar. Banyak konsesi tambang. Di Kutim dan Kukar. Hujan di luar kota, yang banjir malah Bontang. Ini terjadi karena selain sistem penanggulangan banjir di Bontang belum siap. Juga lantaran secara geografis Bontang berbentuk cekungan. Air masuk, dan mengendap di permukiman penduduk.
Untuk membangun waduk, tak ada jalan lain Pemkot mesti intens bangun komunikasi bersama Pemprov Kaltim. Ajak dua daerah lain; Kutim dan Kukar, untuk sama-sama berdialog, dan mencari solusi atas persolan ini.
”Tidak bisa kita pungkiri banjir di Bontang itu karena kiriman air dari luar. Di sini tidak ada hujan, kok bisa banjir. Itu kan sudah contoh nyata,” tandas mantan Ketua Komisi I DPRD Bontang ini. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: