SAMARINDA – Pada pukul 13.40 Wita, Rabu (21/11) kemarin, pesawat Batik Air berhasil mendarat di Bandar Udara (Bandara) Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Penerbangan perdana itu dilakukan di Bandara Saokarno-Hatta menuju Samarinda. Alhasil, manajemen maskapai tersebut berencana melayani rute penerbangan internasional di bandara yang dibangun pemerintah daerah itu.
Direktur Batik Air, Achmad Lutfie menyebut, penerbangan internasional memiliki sejumlah syarat. Di antaranya, kesiapan pelayanan dan fasilitas navigasi Bandara APT Pranoto.
“Runway sudah cukup bagus. Cuma penunjang peralatannya (yang belum terpenuhi, Red.). Kalau sudah terpenuhi, tentu saja rencana kami akan melayani penerbangan ke Kuala Lumpur dan Singapura,” katanya.
Fasilitas lain yang mesti dilengkapi bandara tersebut yakni runway light atau lampu penerang landasan pacu. Perlengkapan itu dibutuhkan untuk menunjang penerbangan malam. “Kalau kami sudah siap (melayani penerbangan internasional, Red.). Kami juga sudah survei. Kami punya statistiknya,” ungkap Lutfie.
Untuk penerbangan di tingkat domestik, saat ini Batik Air sudah melayani penerbangan APT Pranoto-Soekarno-Hatta. Pekan depan, pihaknya berencana membuka rute Samarinda-Surabaya dan Samarinda-Makassar.
“Selain menambah rute dari kota-kota lain, frekuensi juga akan ditambah. Kalau harga tiket, yang penting enggak rugilah,” kelakarnya.
Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi mengaku, pelayanan penerbangan internasional masih memerlukan waktu dan perlengkapan yang membutuhkan biaya. Saat ini, pihaknya sedang fokus memperbaiki dan melengkapi fasilitas penerbangan domestik.
“Saya baru tiga minggu di sini. Saya (upayakan, Red.) percepat semuanya. Terkait dengan masalah peralatan dan segala macamnya. Untuk itu, saya sudah laporkan pada Dirjen Perhubungan terkait apa yang menjadi kekurangannya (bandara, Red.),” ujar Dodi.
Terkait masalah runway light untuk penerbangan malam yang kerap dikeluhkan, otoritas bandara tersebut telah melaporkannya pada Dirjen Perhubungan. “Bukan hanya untuk penerbangan malam hari. Kalau misalnya ada cuaca gelap dan segala macam, kemudian ada request dari pilot, langsung bisa mendarat (dengan bantuan runway light, Red.),” sebutnya.
Disinggung investasi yang dibutuhkan untuk kelengkapan penerbangan internasional dan domestik, Dodi mengatakan, pihaknya akan menyusun dan mengusulkan pada pemerintah pusat. Kata dia, terminal Bandara APT Pranoto sudah layak melayani penerbangan nasional dan mancanegara.
Setidaknya, anggaran Rp 50 miliar dibutuhkan untuk pengadaan alat-alat kelengkapan bandara. “Tetapi kami belum break down lagi (besaran anggaran yang dibutuhkan, Red.). Karena alat-alatnya dari luar negeri. Bukan hanya di lokal. Susah nanti. Tetapi penerbangan awal ini sudah gebrakan yang bagus,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengatakan, anggaran untuk penambahan fasilitas bandara demi menunjang penerbangan internasional tersebut dapat dianggarakan lewat APBN. Dia menyebut, keberadaan rute penerbangan internasional sangat dibutuhkan di APT Pranoto.
Harapannya dapat menunjang pengembangan beragam pariwisata di Benua Etam. “Banyak turis yang datang ke Kaltim. Karena saya yakin banyak destinasi wisata yang tumbuh dan berkembang di Kaltim. Itu akan menjadi daya tarik wisata internasional,” tutur Hadi.
“Begitu juga warga Kaltim yang ingin berkunjung ke Kuala Lumpur lewat jalur Samarinda. Biayanya akan lebih murah,” imbuhnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: