bontangpost.id – Kuatnya modal finansial bukan jaminan memuluskan jalan melenggang merebut suara dalam pemilihan. Alih-alih mendulang dukungan, calon anggota legislatif justru bisa jadi korban muslihat tim suksesnya.
Fulus sudah jor-joran, perolehan suara jauh dari harapan. Hal tersebut dialami seorang caleg yang bersaing memperebutkan 40 kursi DPRD Kotim. Tak tanggung-tanggung, politikus yang meminta identitasnya dirahasiakan ini, sudah menghabiskan uang satu koper yang mencapai ratusan juta rupiah.
”Saya ini salah satu korbannya. Menjelang pencoblosan, tiga hari sebelumnya saya antarkan uang satu koper kepada tim saya,” kata caleg tersebut, Minggu (18/2/2024). Sebagai bukti telah merogoh kocek begitu dalam, dia menunjukkan dokumentasi penyerahan uang tersebut kepada Radar Sampit. Ada uang pecahan seratus ribu rupiah dan lima puluh ribu yang terbungkus plastik di depan caleg dan tim sukses tersebut. Penyerahan dilakukan malam hari di kediaman oknum itu.
”Uang itu saya serahkan malam dan rencananya akan didistribusikan kepada masing-masing koordinator,” katanya. Dia mengaku percaya penuh pada tim sukses tersebut, karena memperlihatkan koordinator tim di masing-masing wilayah. Koordinator itu sendiri membawahi ratusan pemilih yang dibuktikan dengan data dan NIK calon pemilih yang tervalidasi.
”Calon pemilih ini memang terdata dan saya sendiri cek, memang terdaftar dalam DPT,” ujarnya. Menurutnya, jika mengacu data, total calon pemilih yang direkrut tidak kurang dari 3.000 pemilih. Namun, hasilnya dia hanya bisa meraup suara sekitar 270.
Setelah pemilihan berlalu, tim sukses tersebut tidak bisa dihubungi. Sebagian besar juga tidak merespons sama sekali. ”Ada yang membalas WhatsApp saya, katanya mau gimana lagi, memang segitu sudah hasilnya,” ujarnya.
Dia mengaku kecewa berat. Selama pemilu tidak kurang dari Rp850 juta uang digelontorkan. Modal itu sudah dipersiapkan jauh haris sebelumnya khusus untuk menghadapi Pemilu 2024. Caleg tersebut mengaku agak trauma setelah mengikuti pemilu legislatif tahun ini. ”Pikir-pikir lagi ke depannya kalau dengan masih pola seperti ini untuk mencaleg,” ujarnya.
Kencangnya permainan politik uang sebelum pemungutan suara bukan sekadar isapan jempol. Sejumlah warga yang ditemui Radar Sampit, mengaku mendapatkan uang dari caleg melalui tim suksesnya sekitar Rp400-Rp600 ribu. Nilai itu dari sejumlah caleg yang besarannya bervariasi. Meski permainan politik uang seolah terang-terangan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kotim tak mampu mengungkapnya. Hal tersebut disebabkan tak ada laporan dari masyarakat dan minimnya barang bukti untuk menjerat pelakunya. (ang/ign)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post