Batal berlayar di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018, tidak lantas menyurutkan komitmen Aji Dedi Mulawarman membangun Tanah Benua Etam. Di tanah kelahirannya ini, pria berdarah Kesultanan Kutai Kartanegara ini, akan tetap bergeriliya membangun Kaltim. Diantaranya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
DIRHAN, Samarinda
Bagi tanah Kaltim, sosok Aji Dedi Mulawarman bukan nama yang asing. Di dalam tubuh pakar ekonomi nasional ini mengalir darah bangsawan. Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Kutai Kartanegara ke-18 adalah kakek buyutnya. Dia lahir dari pasangan H Sayid Abbas dan Neneng Arminiwati.
Pria yang karib disapa ADM ini menjadi salah satu nama yang sempat digadang-gadang sebagai bakal calon gubernur (cagub) potensial bagi Kaltim. Namun langkahnya terhenti setelah ia gagal mendapatkan perahu politik untuk berlayar diajang pesta demokrasi rakyat Kaltim.
Aji Dedi bercerita, kehadiran dirinya sebagai salah satu kontestan di Pilgub Kaltim, bermula dari dorongan para ulama nasional dan tokoh alumni gerakan 212. Menurut ulama, sebagai putra daerah, seyogyanya Aji Dedi memang kembali ke tanah kelahiran untuk membangun Kaltim.
Selain itu, sebagai aktivis dan pegiat gerakan pembaharuan kepemudaan. Pria yang bergelut sebagai dosen Universitas Brawijaya (Unijaya) Malang ini, dinilai berkewajiban membenahi perekonomian Kaltim yang dianggap berada diambang kebangkrutan. “Saya hanya berikhtiar,” ucapnya.
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Yogyakarta ini menyebut, pintu Pilgub Kaltim boleh saja sudah tertutup di tahun 2018 ini. Akan tetapi tidak dengan pengabdiannya bagi Kaltim. Hal itu tercermin dari prinsip hidupnya, “Jangan pernah jadi buih di lautan, jadilah ombak yang mengulung lautan”.
Untuk memudahkan menjamah pembangunan Kaltim, belum lama ini Ketua Umum DPN Fordebi ini telah meluncurkan ADM Institut. Lembaga ini disiapkan sebagai wadah untuk mendidik pemuda dan pemudi Kaltim. Di sini, pemuda akan dididik dan dilatih, termasuk melakukan riset.
“Saya memang batal maju di Pilgub Kaltim. Tapi bagi saya itu bukan akhir segalanya. Saya tidak punya ambisi yang berlebihan menjadi cagub. Niat saya hanya ingin membangun Kaltim. Saya ke Kaltim karena dorongan keluarga, tokoh, ulama, baik di Kaltim dan nasional,” katanya.
Namun terlepas dari semua itu, bagi bapak tiga anak ini, keprihatinannya terhadap pembangunan dan ekonomi Kaltim yang carut-marut, adalah alasan terbesar di balik niatnya ke Kaltim. Seperti yang aktif dia suarakan, kebijakan ekonomi dan politik pemerintah Kaltim yang ekstraktif, bila tidak segera dibenahi, maka dapat membawa Kaltim ke arah kebangkrutan.
“Walaupun elit politik tidak memberikan kepercayaan, tapi komitmen saya membangun tanah kelahiran saya, akan tetap terus saya perjuangkan. Saya ingin Kaltim bisa setara dengan daerah maju lainnya. Kaltim punya segalanya. Tinggal bagaimana cara mengelolanya,” tutur alumni SMA Negeri 4 Surakarta ini.
Launching ADM Institut pada hari terakhir pendaftaran Pilgub Kaltim, Rabu (10/1) lalu, dikatakan sebagai bagian dari komitmen dan konsistensinya membangun Tanah Borneo. Acara ini dihadiri lebih dari 100 orang dari perwakilan kabupaten/kota di Kaltim.
Dikatakan, lembaga yang mengusung Kaltim Baru Religus, dengan tema Membangun Politik Gagasan Berkebudayaan itu, bakal jadi wadah merumuskan gagasan dan solusi pembangunan Kaltim. Melakukan kaderisasi dan regenerasi politik kaum muda. Di antaranya dengan diskusi, latihan, riset, dan pengembangan SDM.
“Output yang diharapkan dari wadah ini, pemuda dan pemudi Kaltim bisa membantu melakukan pemberdayaan masyarakat. Saya ingin pemuda ikut ambil bagian menentukan arah pembangunan ke depan,” kata pria kelahiran 31 Desember 1969 silam.
Aji Dedi percaya, setiap niat baik pasti berbuah kebaikan pula. Terlepas dari dorongan keluarga dan ulama. Langkahnya membangun Kaltim bukan karena ada embel-embel politik, tetapi juga lahir dan tumbuh dari kesadaran seorang putra daerah.
“Kegagalan saya maju di Pilgub Kaltim menjadi tantangan. Ini menjadi motivasi dan rintangan yang harus saya lalui untuk memperjuangkan pembangunan Kaltim ke arah yang lebih baik. Setiap tantangan adalah jalan yang harus dilalui dari sebuah perjuangan,” tegasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: