bontangpost.id – Sebanyak 29 bakal pasangan calon (bapaslon) meramaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kaltim. Pesta demokrasi mulai level provinsi hingga kabupaten/kota punya dinamika.
Dinamika itu tersaji dari sisi komposisi. Mulai versus kotak kosong, head to head, sampai munculnya empat bapaslon yang berkontestasi di satu daerah.
Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Sonny Sudiar menyebut, meski di atas permukaan, Pilkada Kaltim akan menjadi pertarungan figur. Namun di balik itu sebenarnya ada pertaruhan lain. Dirinya melihat kentalnya pengaruh “Jokowi vs PDI Perjuangan” terhadap susunan partai politik (parpol) koalisi pengusung bapaslon.
“Meski ada memang di beberapa daerah, PDIP justru berkoalisi dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus yang notabenenya berada di sisi Jokowi (Presiden Joko Widodo), namun itu karena ada faktor lain. Sementara untuk kasus Pilgub Kaltim misalnya, sangat tampak pertarungan antara PDIP dengan Jokowi,” ungkap Sonny, Jumat (30/8).
Sementara kubu Isran Noor — Hadi Mulyadi yang sebelumnya terancam tak bisa mendaftar, akhirnya mendapat dukungan 11 kursi di DPRD Kaltim. Yakni PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat.
“Meski Rudy-Seno bisa disebut dapat dukungan dengan kekuatan politik di parlemen lebih besar dibandingkan Isran-Hadi. Namun tidak menjadi jaminan akan memenangi pertarungan dengan mulus,” ucapnya.
Dengan indikasi skenario sebelumnya versus kotak kosong untuk Pilgub Kaltim, kubu Rudy-Seno bakal merombak strategi kemenangan mereka. Karena bagaimana pun yang dilawan adalah petahana.
Yang pasti sudah punya keuntungan pernah memimpin Kaltim pada periode sebelumnya. Sudah ada di hati masyarakat. Belum ada preseden yang membuat citra Isran-Hadi buruk di mata masyarakat selama keduanya memimpin.
“Belum lagi dengan pertarungan kepentingan politik pusat. Di mana PDIP tidak ingin partai (KIM Plus) Rudy-Seno melawan kotak kosong. PDIP tak ingin jadi penonton.
Karena itu, PDIP berani mengusung Isran-Hadi. Menjadi langkah yang luar biasa menurut saya ketika Isran-Hadi bisa meyakinkan Demokrat sehingga ruang koalisi PDIP dan Partai Demokrat terbentuk. Kepentingan PDIP memang untuk melawan penguasa saat ini,” ungkap Sonny.
Dengan adanya dua paslon di Pilgub Kaltim, Sonny menyebut itu merupakan jawaban atas keinginan publik. Namun kondisi itu yang tidak diinginkan Rudy-Seno. Karena jika sejak awal Isran-Hadi dipastikan bisa maju, maka lebih baik Pilgub Kaltim diikuti oleh lebih dari dua paslon. Yang pasti berpotensi tinggi mampu memecah suara pemilih.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post