Jika melihat peta politik saat ini, diperkirakan jumlah pasangan calon pada Pilgub Kaltim 2024 bakal lebih banyak dari 2018 lalu. Diprediksi akan ada empat pasangan calon yang akan berkompetisi.
bontangpost.id – Peluang Isran Noor untuk kembali maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 masih relatif besar. Meskipun tak lagi menjadi kader partai politik, mantan gubernur Kaltim periode 2018-2023 itu, masih memiliki kans untuk maju melalui jalur independen atau non-partai politik. Dan santer kabar, jika Hadi Mulyadi akan kembali mendampinginya melalui jalur dukungan masyarakat ini.
Menurut pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Budiman, peluang bakal pasangan calon Isran Noor dan Hadi Mulyadi kembali maju melalui jalur independen cukup besar. Keduanya sudah mulai bergerak untuk mengumpulkan KTP masyarakat sebagai syarat maju melalui jalur non-parpol ini.
“Sudah ada. Dan paketannya saya identifikasi pasangan Isran-Hadi. Melalui jalur independen,” katanya kepada Kaltim Post (Induk Bontang Post), Rabu (3/4).
Pasangan calon yang memenangkan kontestasi pilkada Kaltim pun sudah tercatat. Pada 2015, Rita Widyasari maju sebagai calon bupati di Kutai Kartanegara (Kukar) melalui jalur independen. Berpasangan dengan Edi Damansyah. Lantaran adanya dualisme kepemimpinan di Partai Golkar kala itu, dan mensyaratkan bakal pasangan calon kepala daerah harus mengantongi rekomendasi dari Kubu Abu Rizal Bakrie dan Agung Laksono. Yang sama-sama menyatakan sebagai ketua umum Partai Golkar.
Pun demikian dengan Neni Moerniani yang maju sebagai calon wali kota Bontang dan bernasib sama. Karena dia juga bernaung di Partai Golkar. Meskipun keduanya menggunakan jalur independen, tapi tetap mendapat dukungan dari partai politiknya. Namun pada kasus Isran Noor dan Hadi Mulyadi, keduanya tak lagi menjadi kader struktural partai politik. Di mana Isran Noor telah meninggalkan tampuk kursi ketua DPD Partai NasDem Kaltim. Sementara Hadi Mulyadi sudah tak lagi menjadi kader PKS.
Sementara Partai Gelora Kaltim yang kini dipimpinnya, tak memiliki kursi di DPRD Kaltim. Untuk diketahui, pada Pilgub Kaltim 2018, Isran Noor dan Hadi Mulyadi didukung oleh Partai Gerindra dan PKS.
“Yang jadi persoalan, ada isu yang santer terdengar, koalisi di pusat itu tegak lurus ke bawah. Artinya kalau tegak lurus ke bawah, tidak akan mungkin misalnya Gerindra berkoalisi dengan PKS. Dan Gerindra bisa tidak mendukung Isran Noor, kalau kadernya tidak maju. Maka yang sangat realistis jika Isran Noor dan Hadi Mulyadi berpasangan menggunakan jalur independen,” paparnya.
Sementara itu, partai politik dapat mengusung bakal calon pasangan lain. Seperti halnya, Partai Golkar yang memiliki suara terbanyak di DPRD Kaltim. Sehingga bisa mengusung bakal pasangan calon sendiri. Akan tetapi, menurutnya masih ada keraguan dari Partai Golkar untuk mengusung bakal pasangan calon sendiri, apabila Isran Noor dan Hadi Mulyadi kembali maju dalam Pilgub Kaltim, lalu memenuhi syarat menggunakan jalur independen.
“Tinggal keberanian dari figur ataupun tokoh di Golkar, untuk bisa berkompetisi dengan Isran-Hadi. Apalagi pernyataan Rudy Mas’ud (Ketua DPD I Partai Golkar Kaltim) ‘kan masih bersayap. Meskipun sudah didukung pusat, tapi masih melihat kondisi ke depan. Artinya dalam bahasa politik, dia masih ragu sebenarnya untuk maju dalam Pilgub Kaltim,” sindir Budiman.
Melihat hal tersebut, dia pun menyimpulkan bahwa figur atau tokoh politik di Kaltim, merasa belum siap untuk berkompetisi dalam Pilgub Kaltim November nanti. “Kondisi seperti ini, belum bertempur sudah “menyerah”. Dengan melihat kekuatan Pak Isran-Hadi,” sambungnya.
Diwartakan sebelumnya, beberapa parpol yang mendapat kursi di DPRD Kaltim pada Pemilu 2024, mulai membuka pendaftaran bakal calon gubernur maupun wakil gubernur. PDIP misalnya, sudah membuka penjaringan dan pendaftaran dari 1 April-15 Mei. Sekretaris DPD PDIP Kaltim Ananda Emira Moeis mengatakan, kendati ada nama-nama kader yang menyiratkan kesiapannya, ke siapa rekomendasi nanti diberikan sepenuhnya ditentukan DPP PDIP merujuk elektabilitas calon, hasil survei, rekam jejak, hingga faktor lainnya.
Apalagi, lanjut anggota DPRD Kaltim yang kembali terpilih di periode 2024–2029 ini, bukan tak mungkin DPP justru merekomendasikan figur nasional untuk turun gunung. Seperti Tri Rismaharini, Djarot Saiful Hidayat, hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. “Semua berpotensi. Rekomendasi kan dari DPP mengacu berbagai pertimbangan,” sebutnya.
Sebelum PDIP, Demokrat sudah lebih dulu curi start dengan membuka penjaringan serupa pada 29 Maret lalu. Ketua DPD Demokrat Kaltim Irwan menerangkan, akan ada seleksi berjenjang yang ditempuh partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
“Enggak hanya kader, terbuka untuk figur Kaltim lainnya yang memang berniat berjuang untuk kemajuan Kaltim,” sebutnya beberapa waktu lalu.
DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kaltim bahkan menyiapkan perangkat khusus untuk membawa perahu partai melaju di Pilkada 2024 dengan membentuk desk Pilkada di DPW dan DPC yang ada di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Ketua DPW PKB Kaltim Syarifuddin menjelaskan, partainya tak muluk-muluk dalam menentukan persyaratan pengusungan nantinya.
“Yang dibutuhkan figur eksternal atau internal yang siap memenangkan pilkada,” katanya pada 31 Maret 2024. (riz/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post