Matthew Firstson Christian Sesa dan Yeremia Eklesia KM menjadi duta Kaltim untuk maju dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) jenjang SMP kategori duet gitar. Keduanya meneruskan tradisi gitaris Bontang yang selalu mencatatkan nama di kancah nasional sejak 2017 di ajang itu.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Jemari mulai memetikkan dawai gitar. Demi menghasilkan nada yang indah. Terangkai dalam sebuah lagu. Matthew dan Yeremia memperhatikan betul harmoni. Belum lagi tempo dan kesesuaian irama.
Semangat membara membakar jiwa Matthew dan Yeremia. Dalam menggapai sebuah prestasi di gelaran FLS2N. Perjuangan Latihan rutin tuntas dibayar dengan suguhan prestasi. Tentunya melalui jalan bertahap. Matthew menceritakan awalnya dipilih untuk mengikuti ajang tersebut dari proses seleksi di sekolahnya. Yakni SMP Yayasan Pupuk Kaltim (YPK).
“Waktu itu kami yang bisa bermain gitar dikumpulkan oleh guru pada Februari. Kemudian dilakukan seleksi,” kata Matthew.
Dari lima siswa ekstrakurikuler ansambel gitar. Dikerucutkan menjadi dua. Tersisihnya tiga pelajar itu dengan faktor bermacam-macam. Ada yang sakit dan izin untuk tidak meneruskan. Kemudian proses latihan berlangsung rutin. Dalam sepekan, enam hari berturut-turut digembleng. Tiap harinya berdurasi sekira tiga jam.
Pada bulan lalu, keduanya mengikuti seleksi tingkat kota. Dari empat peserta, mereka peringkat kedua. Mereka membawakan tiga lagu yakni Andante in G, Ibukku Cantik, dan musik tradisional Leleng. Prosesnya pun mereka merekam penampilannya. Dibantu dengan alat bantu dengar untuk mencocokkan ketukan.
“Mengacu dengan partitur aransemen. Kemudian video itu digabungkan. Kami bergantian ada yang mengisi melodi ada juga yang bass. Selanjutnya dikirim ke panitia,” ucap pelajar kelahiran 15 Juli 2006 ini.
Torehan itu mengantarkannya masuk ke jenjang provinsi. Hasilnya pun lebih mentereng. Mereka menyabet juara 1. Menurutnya, dunia musik sudah ditekuni sejak kelas 2 SD. Saat itu orangtuanya menuruh masuk les keyboard. Bahkan di akhir jenjang, satu ilmu alat musik yakni drum kembali dipelajarinya.
Puncak menekuni gitar lahir sejak kelas 7 SMP. Saat itu, dia wajib menguasai alat musik karena tiap pekannya ada ibadah. Proses les pun didapat sementara. Tepatnya empat bulan.
“Dasar chordnya saja. Setelah cukup (menguasai) saya berhenti,” sebut anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Maikel Sesa dan Murni Kristine Manurung.
Setelah itu proses pembelajaran didapat secara otodidak. Melalui tayangan YouTube. Genre yang disukai ialah blues dan rock. Pun demikian dengan Yeremia. Bahkan ia tidak pernah mendapatkan pengetahuan dari bimbingan les privat. “Ketika teman bermain saya coba memperhatikan,” ucap pelajar yang berdomisili di Jalan Pipa Sidrap ini.
Awalnya ia belajar sejak dua tahun belakangan. Karena kewajiban sama dalam menuntaskan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Disinggung mengenai chemistry dengan partnernya bukan menjadi masalah besar. Sebab keduanya terlibat aktif dalam pelayanan musik. Terutama ketika mengikuti ibadah di sekolahnya.
“Ini yang mempermudah selama proses latihan,” ungkap alumni SD Imanuel Loktuan ini.
Ia mengaku tidak memiliki firasat untuk lolos di ajang FLS2N tingkat provinsi. Namun target tinggi diusung saat tahap nasional. Menurutnya paling tidak masuk tiga besar.
Sementara, Guru Kesenian SMP YPK Drawan mengatakan kedua pelajar ini skill berawal dari otodidak. Sehingga membutuhkan bimbingan. Pasalnya empat lagu yang dibawakan memiliki tingkat berbeda. Rinciannya dua berjenis klasik, satu pop, dan satu musik daerah.
“Kalau musik klasik cara pegang, petik, dan dudukan gitar berbeda,” tutur Drawan.
Skema untuk jenjang nasional sama. Berupa pengumpulan video penampilan. Video yang telah dikirimkan ke jenjang provinsi itu pula yang disodorkan ke panitia tingkat pusat. Artinya tidak ada lagi pengambilan ulang. Jika menembus babak final atau 10 besar. Satu lagu tambahan yang sudah direkam juga dinilai. Yakni lagu Andante in D minor.
Dijelaskan dia, Bontang selalu berhasil menembus FLS2N sejak 2017. Bahkan, dibilang selalu rutin menumbuhkan gitaris baru. Baik melalui lomba solo yang dilangsungkan 2017-2018, maupun duet sejak dua tahun ini. Tahun lalu prestasinya paling tinggi yakni menjadi juara harapan ketiga di kategori itu.
“SDM saat itu memang tebentuk sebagai gitaris klasik. Jadi lebih mudah,” terangnya.
Daerah yang menjadi pesaing tim Bontang ini ialah perwakilan dari seluruh pulau Jawa, Riau, dan Lampung. Diakuinya untuk gitar dibandingkan empat provinsi lainnya di Kalimantan, masih dipegang oleh Kaltim. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: