Kota Taman terus mendulang prestasi di bidang kesenian. Bukan hanya di jenjang SD dan SMP saja, tingkat SMK juga meloloskan wakilnya ke putaran nasional di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun ini. Bahkan pelajar bernama Andi Muhammad Tegar Athallah Aditama dari SMKN 1 mematok target menembus tiga besar melalu cabang lomba gitar solo.
ADIEL KUNDHARA
Jarinya begitu lincah. Menjangkau setiap fret gitar. Diimbangi dengan petikan senar. Mulai dari paling bawah hingga atas. Sesuai dengan pedoman dalam partitur yang berada di hadapannya. Teknik dikeluarkan demi sebuah harmoni nada yang indah. Mengiringi sebuah lagu daerah Kaltim yakni Buah Bolok. Itulah yang diperagakan oleh Andi Muhammad Tegar Athallah Aditama. Pelajar SMKN 1 Bontang ini menjadi satu-satunya wakil Kaltim di FLS2N cabang lomba gitar solo.
Kepada Kaltim Post (induk bontangpost.id), ia mengatakan mulai menggemari alat musik petik ini sejak 2018. Tepatnya saat dia duduk di kelas VIII. Ketertarikannya berawal dari kakak kelasnya. Pasalnya, panutan tersebut selalu membawa gitar ke sekolah. Kemudian memainkannya. Padahal sekolah melarang pembawaan alat musik dari rumah. Karena takut kegiatan belajar-mengajar terganggu.
“Saya lihat kakak kelas. Nonton saja. Lama-kelamaan alat musik itu bikin saya kepo,” kata Tegar.
Kemudian, pelajar kelahiran 10 Februari 2005 ini meminta kepada orangtua untuk dibelikan gitar. Impian itu terwujud di tahun sama. Tidak berhenti di situ, bakatnya ingin diasah melalui les privat gitar. Sayangnya, biaya mahal menjadi sebuah kendala. Mengingat satu bulan orangtua harus mengeluarkan Rp 1 juta. AKhirnya, keinginan itu terhempas oleh angin.
“Orangtua lalu menyuruh untuk belajar dari YouTube saja. Sempat ingin les tetapi mahal. Sampai sekarang jadi otodidak,” ucap anak pertama dari pasangan Asapa ALam dan Lenny Marlina ini.
Peningkatan skill yang dialami Tegar cukup pesat. Setahun, pendengarannya sudah terbiasa dengan irama lagu yang dituangkan dalam chor gitar. Bahkan sebuah lagu bisa dikuliknya dengan aransemen berbeda menjadi berkelas. Tak hanya berpatokan dengan chord dasar.
Perjalanan FLS2N tahun ini diawali dari proses seleksi yang dilakukan oleh sekolah. Tepatnya dua pekan setelah Idulfitri. Kala itu, sekolah membuka kesempatan pelajar untuk mengikuti cabang lomba solo gitar. Dari proses itu didapati lima pelajar yang berminat.
“Bentuknya sekolah memberikan sebuah lagu untuk dihapalin dan dimainkan dari awal hingga akhir,” tutur dia.
Lambat laun sekolah mengerucutkan menjadi dua kandidat. Salah satunya Tegar. Satu pelajar lain menyatakan tidak bisa mengikuti perlombaan. Kondisi ini membuat Tegar berhak mendapatkan tiket otomatis ke tingkat provinsi. Dikarenakan FLS2N SMK tingkat kota tidak digelar.
“Jadi langsung ke provinsi,” sebut pelajar yang berdomisili di Jalan Taekwondo 2 RT 10 No 77, Api-Api ini.
Materi yang dibawakannya ialah lagu daerah berjudul Buah Bolok. Berbicara tingkat kesulitan, lagu ini dipandang tidaklah rumit. Hanya perlu teknik khusus yang harus dikuasai. Mengingat notasi melodi jaraknya lebar. Sehingga butuh penjarian yang tepat saat berada di tiap fret.
“Saya bawakan lagu ini dengan memasukkan genre blues dan klasik. Ada tambahan juga aransemen teknik suara alat musik tradisional Kaltim Sampek. Walaupun tetap memakai gitar akustik,” terangnya.
Waktu mempersiapkan materi lomba, Tegar didampingi seorang pelatih. Selama Sembilan pertemuan. Bahkan, proses perekaman digarap ciamik di studio musik milik pelatih tersebut. Pada tingkat provinsi, ia tidak menyangka mampu menjadi juara pertama. Sebab, peserta dari Balikpapan dan Tanah Grogot juga penampilannya tidak kalah.
Meski diakuinya ada beberapa daerah yang membawakan lagu hanya memakai kunci dasar. Ditambah kualitas audio perekaman digarap sewajarnya. “Ketika diumumkan melalui zoom meeting saya kaget,” urainya.
Hasil itu membuat tiket ke putaran nasional dipegangnya. Materi lomba yang dibawakan pun sama. Bahkan, ia tidak melakukan perekaman ulang. Artinya penampilan yang disodorkan ke panitia provinsi itu yang dikirim ke nasional. Sebab diyakininya hasilnya sudah maksimal.
“Karena memang ketentuannya lagu tidak bisa berubah judul atau aransemen. Hanya diperbolehkan untuk memperbaiki audio atau visual. Karena sudah bagus jadi saya tidak ubah,” tegas pelajar yang juga masuk ektra kurikuler teater di sekolahnya ini.
Mengenai saingat terberat, ia mengaku peserta dari DKI Jakarta dan DI Yogyakarta patut diwaspadai. Penganggum genre pop ini pun sudah melakukan pengamatan berdasarkan pengumuman pendaftaran yang dikeluarkan panitia. Nama khusus peserta cabang lomba solo gitar dicari informasinya melalui sosial media mereka.
“Saya percaya diri bisa menembus tiga besar,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post