BONTANG – Rentetan ancaman teroris yang dilakukan oleh kaum radikal kembali merebak pasca kejadian bom di tiga gereja Surabaya, Minggu (13/5). Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, Ahmad Jubaidi memandang perlu peningkatan kearifan lokal guna mendeteksi dini ancaman tersebut.
“Misalnya dengan kegiatan silaturahmi, berkumpul, dan dialog. Sehingga bisa saling membuka komunikasi,” kata Ahmad saat ditemui Bontang Post pada Forum Diskusi Pencegahan Paham Radikal Terorisme, Rabu (16/5) di Kantor Kementerian Agama Bontang.
Ahmad mengatakan dari perkumpulan tersebut bakal ada penyatuan persepsi bahwa pahaam radikal harus dilawan bersama oleh semua etnik dan agama. Menurutnya terorisme merupakan tindakan membajak ajaran agama yang kemudian disesatkan.
“Segilintir orang menyesatkan disamakan kepentingan dan nafsunya. Padahal agama mana pun tidak mengajarkan kekerasan,” tuturnya.
Selain itu, Ahmad memandang perlu pengaktifan kembali patroli keamanan atau siskamling. Tujuannya untuk mengetahui bilamana terdapat pendatang yang masuk daerah lingkungannya.
“Persoalannya hidup di zaman modern apalagi di kota sangat susah. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibangkitkan lagi meskipun di zaman sekarang,” ujarnya.
Menurutnya, ketua RT dan lurah harus mengambil peran dalam zonanya masing-masing. Termasuk warga harus saling kenal dengan tetangganya. Ia meminta kepada warga untuk mendukung program pemerintah terhadap penanggulangan terorisme.
“Sebagus apapun program pemerintah kalau tidak didukung warga maka akan kurang optimal,” ucapnya.
Dalam kegiatan yang mengundang tokoh pemuda dan agama ini diakhiri dengan pernyataan sikap tidak takut terhadap ancaman teror. Tak hanya itu, peserta kegiatan juga mengucapkan turut berduka kepada korban rentetan aksi teror yang terjadi dalam sepekan.
Seperti diketahui, aksi teror menyerang tiga gereja di Surabaya yakni gereja Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) jalan Diponegoro sebagai TKP kedua, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) sebagai TKP ketiga.
Malam harinya giliran Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo menjadi tempat teroris melakukan aksinya. Keesokan harinya, bom meledak di Mapolrestabes Surabaya. Terbaru, penyerangan terjadi di Mapolda Riau. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: