SANGATTA – Masyarakat Kutai Timur (Kutim), yang berasal dari seluruh lapisan, termasuk perwakilan masing-masing agama, tokoh masyarakat, hingga organisasi kepemudaan melakukan doa bersama untuk korban teror bom Surabaya di Gereja St.Theresia Swarga Bara, Sangatta Utara.
Dalam rangkaiannya, kegiatan yang diusung oleh komunitas orang muda katolik tersebut melakukan doa berama yang kemudian disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan menyalakan lilin dengan tema NKRI.
Ketua PMII cabang Kutim, Manab meyatakan perbuatan terorisme adalah musuh semua umat di bumi. Dirinya meminta seluruh masyarakat khususnya umat beragama jangan sampai terpecah belah atas hal seperti ini.
“Tidak ada agama yang membenarkan terorisme. Jadi jangan percaya bahwa salah satu agama disini melakukan tindakan terlarang,” tuturnya dalam sambutannya.
Seluruh perwakilan masing-masing agama menyampaikan imbauannya. Agar tetap menjaga keutuhan negara untuk saling toleransi. Selain itu para penasehat memotivasi seluruh umat untuk terus beribadah tanpa rasa takut akan ancaman apapun.
Ketua penyelenggara, Alfred Pilipus Peka menceritakan awal mula diadakannya kegiatan tersebut dengan gagasan yang muncul secara mendadak. Dengan demikian, adanya kegiatan tersebut bertujuan sebagai bentuk simpati masyarakat Kutim untuk mengenang korban meninggal.
“Kami mendapat ide untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memberikan dukungan dan menyatukan perbedaan yang ada di negara kita. Dengan adanya kegiatan ini saya harap semua agama bisa semakin satu, kokoh, dan kuat,” harapnya.
Dia mengaku tidak menyangka tingginya antusias warga Sangatta mampu meramaikan tempat acara.
Sehingga dapat mencerminkan Kutim merupakan daerah yang solidaritas.
“Kami sangat senang melihat animo masyarakat yang memenuhi tempat ini. Bahkan awalnya kami yang hanya menyediakan 300 lilin, ternyata yang datang mencapai sekira 500 orang, jadi kami kembali menambah 200 lilin. Walaupun undangan kami hanya melalui sosial media, ternyata tidak menyurutkan semangat warga disini, dan itu semua membuktikan bawha perbedaan bukan penyebab perpecahan,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post