bontangpost.id – Luapan air sungai Bontang dirasakan oleh warga RT 29, Kelurahan Api-Api Bibit. Pasalnya ketinggian air di wilayahnya mencapai lutut orang dewasa. Ia menduga salah satu faktor air sungai meluap karena adanya tumpukan sedimentasi lumpur dan tanah di sungai dekat area permukimannya.
“Sedimen itu membentuk pulau di bawah jembatan Perum Bank Dhanarta. Tingginya hampir menyentuh bibir sungai,” kata Bibit.
Ia mengaku heran tumpukan sedimen itu tidak segera dikeruk. Mengingat jika ada upaya normalisasi sungai area itu selalu terlewat. Sehingga laju arus sungai pun terhambat. Pun demikian volume tampung sungai otomatis berkurang dari kapasitas sesungguhnya.
“Tidak tahu kenapa selalu dilewati. Mungkin ada hantunya,” ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Usman mengungkapkan normalisasi selalu dilakukan oleh petugas. Namun ia tidak menampik ada beberapa titik yang belum mendapatkan pengerjaan. Dikarenakan keterbatasan alat berat.
“Alat berat yang dimiliki hanya satu unit. Sementara pengerukan juga dilakukan di Sungai Bontang dan Guntung. Panjangnya pun lumayan,” tutur dia.
Dalam waktu dekat, ia akan memerintahkan kepala bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPRK untuk mengeksekusi tumpukan sedimen itu. Sejatinya alat itu bisa ditempatkan di area mana saja. Rencananya Dinas PUPRK akan menambah alat berat pada APBD Perubahan kali ini.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin Syam mengatakan ada empat unit kendaraan alat berat yang akan dibeli pada akhir tahun ini. Dengan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar. “Ada dua unit ekskavator mini PC 50, satu unit ekskavator long arm PC 200, dan satu unit dump truk,” kata Amiruddin.
Ia menjelaskan pengadaan ini dipandang penting untuk menggenjot upaya pengerukan di DAS Bontang maupun Guntung. Selain itu juga untuk membantu perbaikan drainase. Sehingga dampak banjir dapat diminimalisasi. Sembari menunggu hasil masterplan yang rampung pada akhir tahun ini.
Nantinya ekskavator mini akan disiagakan di beberapa kelurahan yang menjadi langganan banjir. Diharapkan kehadiran alat berat ini bisa membantu warga dalam proses kerja bakti. Sehingga volume tampung sungai bisa maksimal. Setelah sedimen pasir dan tanah terangkut.
Sejauh ini langkah penurapan Sungai Bontang juga terus berjalan. Utamanya dua proyek penurapan di Gunung Elai dan Api-Api. Bahkan di APBD Perubahan nantinya juga ada kegiatan penurapan di Kelurahan Bontang baru. Sifatnya swakelola. Mengingat durasi pengerjaan terbatas yakni tiga bulan. “Kami akan memaksimalkan waktu yang ada supaya langkah penyelesaian banjir ini bisa berjalan,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: