bontangpost.id – Dinas Perhubungan (Dishub) mengusulkan terkait skema penjualan tiket moda transportasi laut. Pasalnya ada celah penyebaran Covid-19 jika masih mengacu alur lama. Kepala Dishub Kamilan mengatakan ia setuju jika penjualan tiket hanya dilakukan secara online.
“Artinya tidak ada lagi penumpang yang mencari tiket di pelabuhan saat keberangkatan. Seharusnya sistem ini bisa dilakukan,” kata Kamilan.
Dibutuhkan komitemen dari instansi terkait untuk merealisasikan usulan ini. Mulai dari Pemkot, PT Pelni, maupun KSOP. Pertimbangan tidak membuka secara luring untuk meminimalisasi risiko terpapar virus korona. Ia akan berkoordinasi dengan Pelni lebih lanjut.
“Kalau Pelni sebenarnya tergantung kepada Pemkot. Jika tidak diizinkan luring pasti mereka akan mau,” ucapnya.
Diketahui, skema ini pernah dilakukan pada saat pengetatan mobilisasi jelang Idulfitri lalu. Pun demikian, ia juga meminta agar calon penumpang mengurus dokumen pemeriksaan rapid antigen sebelumnya. Sehingga tidak semuanya harus dilakukan di area pelabuhan.
“Semestinya ketika mau berangkat mereka tidak sibuk cari tiket dan antigen,” tutur dia.
Berkenaan dengan dua kapal tol laut yakni KM NTB dan Cattleya Express, solusi yang bisa diambil harus disiagakan petugas sehari sebelum keberangkatan. Sehingga penjualan tiket itu dilakukan tidak mendadak. Sehingga jika ada indikasi calon penumpang reaktif penangananya lebih sigap.
Terkait status calon penumpang KM NTB yang reaktif sebelumnya memang benar sempat mengunjungi tempat lain. Tetapi itu sebelum adanya pemeriksaan rapid antigen di pelabuhan. Namun, situasi itu telah dikoordinasikan dengan satgas.
Diberitakan sebelumnya, Dua calon penumpang KM NTB dinyatakan reaktif. Setelah mengikuti pemeriksaan rapid antigen di Pelabuhan Loktuan, Selasa (22/6). Kasi Angkutan Dinas Perhubungan Welly Zakius mengatakan keduanya berasal dari luar Bontang. Meliputi Kutim dan Berau.
“Itu diperiksa sekira pukul 09.00 Wita. Hasilnya reaktif,” kata Welly.
Selanjutnya, calon penumpang bersangkutan diminta untuk kembali ke daerah asalnya. Serta tidak bisa mengikuti keberangkatan kapal. Pemeriksaan tersebut merupakan salah satu persyaratan agar bisa melakukan mobilisasi melalui moda transportasi laut.
Konon, calon penumpang itu sempat singgah di warung sekitar area pelabuhan. Bahkan informasi terbaru salah satu terpaksa menginap di salah satu hotel di Loktuan. Sisanya menuju rumah saudaranya di Kelurahan Berebas Tengah. Dishub pun tidak bisa melakukan langkah tindak lanjut. Lantaran hasil koordinasi ke Satgas supaya calon penumpang itu kembali ke domisili asalnya.
Satgas Penanganan Covid-19 akan mengambil langkah dalam waktu dekat. Imbas adanya calon penumpang KM NTB dengan hasil rapid antigen reaktif di Pelabuhan Loktuan, Selasa (22/6). Mengingat tersiar kabar bahwa bersangkutan sempat menuju beberapa warung di sekitar area pelabuhan. Pasca pemeriksaan dilakukan.
Jubir Satgas Adi Permana mengatakan bakal melakukan pemeriksaan rapid antigen acak. Tujuannya untuk diambil sampelnya apakah bersangkutan terpapar atau tidak. “Kami akan agendakan ambil sampling. Warung-warung di sekitar pelabuhan,” kata Adi.
Terkait disinfeksi menjadi ranah otoritas pelabuhan. Maka pelaksanaan akan dilakukan oleh Kantor Kesahatan Pelabuhan (KKP). Mengingat kewenangan satgas hanya di luar area pelabuhan. “Pelabuhan dan bandara otoritasnya dari Kementerian Kesehatan langsung,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: