bontangpost.id – Permasalahan banjir menjadi skala prioritas yang harus diselesaikan oleh Pemkot Bontang. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) telah menyodorkan dokumen lelang untuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) serta studi larap dua polder. Meliputi Polder Tanjung Laut dan Bontang Kuala. Bahkan proses lelang sudah masuk di Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
Kepala Dinas PUPRK Tavip Nugroho mengatakan anggaran Rp 1 miliar dikucurkan untuk kegiatan tersebut pada tahun ini. Rinciannya, Rp 435,7 juta bagi Polder Tanjung Laut dan Rp 567,7 juta Polder Bontang Kuala. Disinggung mengenai durasi waktu pengerjaan diharapkan cukup hingga akhir tahun ini.
“Semoga tidak ada yang mengangggah. Harapannya konsultan lebih dewasa,” kata Tavip.
Terkait studi larap ialah penghitungan mengenai luasan yang bakal dibangun polder. Nantinya titik koordinat akan muncul saat kajian tersebut. Ia menjelaskan rencana pembangunan ini dari nol. Sehingga tahapan yang dilalui panjang. Mulai dari penyusunan feasibility studi (fs), detail engineering design (DED), UKL-UPL dan study larap, penilaian appraisal, pembebasan lahan, penentuan lokasi, hingga pembangunan.
“Ditargetkan tahun depan masuk penilaian appraisal setelah ini. Kalau fisiknya itu belum diketahui pasti. Ada potensi dilakukan secara bertahap,” ucapnya.
Mengenai status lahan dari dua polder tersebut 100 persen harus dibebaskan. Karena ada kepemilikan dari warga. Ia belum bisa mengkalkulasi kebutuhan anggaran total untuk pembangunan dua polder ini.
Adapun polder Tanjung Laut berada di Jalan Selat Karimata. Luas polder diprediksi mencapai 15.067 meter persegi dan luas genangan 10.018 meter persegi. Sementara Polder Bontang Kuala titiknya di seberang SDN 001 Bontang Utara. Luas polder ditaksir 114.340 meter persegi dan luas genangan 83.243 meter persegi.
“Lahan yang sudah dipetakan itu akan diganti oleh pemerintah. Tentunya harganya menyesuaikan dari tim penilai (appraisal),” sebutnya.
Nantinya kedua polder ini bisa dijadikan air baku permukaan jika terealisasi. Tentunya menjadi ranah dari PDAM Tirta Taman. Skema untuk penanggulangan banjir, dari sungai maupun saluran drainase besar akan terhubung dengan polder. Kemudian di polder akan dipasang pompa. Tujuannya jika kapasitas polder penuh akan dibuang ke hilir secara bertahap. Diketahui DED dari kedua polder ini telah dilakukan pada 2019 lalu. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: