SAMARINDA – Musibah kebakaran di Samarinda benar-benar menjadi momok bagi warga. Terbaru, sebanyak enam orang warga yang merupakan satu keluarga tewas terpanggang api dalam musibah kebakaran di Jalan Merdeka, RT 91, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Sungai Pinang, Samarinda, Selasa (17/4).
Berkobar sekira pukul 01.30 Wita, kebakaran hebat yang menghanguskan tiga rumah itu diduga disebabkan hubungan arus pendek listrik atau korsleting.
Salah seorang saksi, Nuzul Rakhman menceritakan, pada awal kebakaran dia mengira terjadi perkelahian antar pemuda. Namun setelah datang ke lokasi kebakaran yang tak jauh dari rumahnya, Nuzul melihat api sudah membakar sebagian besar rumah korban Erhamsyah.
“Api sudah terlihat besar sekali. Saya suruh petugas untuk memukul lonceng. Semua warga yang ada dibangunkan untuk dievakuasi. Minimal orangnya dulu, karena takutnya ada korsleting listrik. Karena waktu kebakaran, listrik belum padam,” ungkap Rakhman.
Kata dia, sekira 20 menit setelah kebakaran terjadi, PLN memadamkan aliran listrik. Saat api mulai membesar, warga berbondong-bondong memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Sekira 25 menit setelah kebakaran, petugas pemadam datang. Jadi di tempat kejadian itu sudah habis dulu rumah Pak Erhamsyah, baru datang pemadam kebakaran. Kami bersama-sama pemadam melakukan pemadaman api,” sebutnya.
Kata dia, pemadam api baru bisa selesai memadamkan api sekira dua jam setelah si jago merah melahap tiga rumah. Api baru bisa dipadamkan sekira pukul 04.30 Wita.
Sadariyah (37), salah seorang anggota keluarga Erhamsyah mengaku sebelum terjadi kebakaran, PLN sempat memadamkan listrik di Sungai Pinang Dalam. Tetapi pemadaman hanya berlangsung sampai pukul 22.00 Wita.
Selama listrik padam, Sadariyah menyalakan lilin. Saat listrik sudah menyala, dirinya mematikan lilin tersebut. Kemudian dia bersama anggota keluarga lainnya tertidur.
Sementara itu suaminya bernama Feri Pranadi (39) berjaga di depan rumah. Biasanya ketika begadang, Feri bersama sejumlah temannya selalu bermain game di depan rumah.
Sadariyah bertutur, Feri pula yang pertama kali menyelamatkan dirinya saat kobaran api sudah mulai membesar sekira pukul 01.45 Wita. Saat peristiwa nahas itu terjadi, Feri hanya mampu menyelamatkan istri dan kedua anaknya.
Menurut wanita paruh baya tersebut, api diketahui pertama kali berasal dari kamar bagian depan rumah. Ruangan di bagian depan tersebut biasanya digunakan istri Erhamsyah untuk berjualan sembako, gorengan, tabung gas, dan kebutuhan pokok lainnya.
Kata dia, kala api mulai membesar, Feri bersama teman-temannya berlari menyelamatkan keluarganya yang terjebak di dalam rumah. Sayangnya, Feri tak mampu menyelamatkan enam korban lainnya yakni Erhamsyah, Fitriani, Safna Yulia, Amila, Nenek Mila, dan Amat. Saat kebakaran berlangsung, mereka terjebak di dalam rumah.
“Yang di dalam rumah belum keluar semua, api sudah memenuhi bagian rumah di depan. Mereka ada di lantai dua dan di lantai bawah. Di bawah ada empat orang. Sedangkan dua orang tidur di atas lantai dua,” kata Sadariyah.
Dia berusaha menyelamatkan anggota keluarganya, namun api sudah menutupi lorong rumah. Enam orang tersebut tak mampu diselamatkan. Karena di bagian belakang dan samping rumah, tidak ada jalan untuk menyelamatkan diri.
Sadariyah berujar, satu-satunya jalan hanya bisa menyelamatkan diri di bagian depan. Tetapi api sudah tak mampu dikendalikan. Bahkan saat suaminya menyelamatkan dirinya bersama kedua anaknya, api sudah menutupi sebagian besar lorong rumah.
“Saya nggak ngerti juga bagaimana posisi mereka di dalam. Karena langsung kabur saja, melarikan diri,” jelasnya.
Lantas ketika sudah merasa aman, Sadariyah berteriak lantang meminta warga menyelamatkan anggota keluarganya. Orang-orang berusaha mencarinya karena mengira anggota keluarga Sadariyah sudah keluar dari rumah. Namun tidak ada satupun yang melihat anggota keluarga tersebut di luar.
“Waktu saya tahu ada orang di dalam, pengin nolongin, tetapi nggak bisa. Kayak apa saya mau masuk. Waktu saya keluar saja api sudah menutupi pintu,” sebutnya.
Sambil menggendong kedua anaknya, Sadariyah hanya bisa pasrah. Setelah api mampu dipadamkan. Ternyata enam orang korban itu sudah berkerumun di bagian belakang. Di dalam drum yang berisi air, terdapat dua orang korban. Sedangkan empat orang lainnya ditemukan tak jauh dari drum tersebut.
Sadariyah tak kuasa melihat keluarganya dievakuasi tim gabungan dari kepolisian dan tim pemadam kebakaran. Setelah dievakuasi, korban dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. “Saya nggak tahu tinggal di mana lagi. Keluarga ada di Samarinda. Pernah kebakaran di Jalan Pemuda Tiga. Mungkin nanti bangun rumah di bekas kebakaran ini,” ucapnya lirih. (*/um)
KRONOLOGIS KEJADIAN
Pukul 20.00 Wita: Terjadi pemadaman listrik di sekitar Sungai Pinang Dalam. Dua jam kemudian, listrik kembali menyala.
Pukul 01.30 Wita: Api muncul dari ruangan depan rumah Erhamsyah. Api pertama kali dilihat saksi bernama Feri Pranadi.
Pukul 01.35 Wita: Feri berlari ke dalam rumah Erhamsyah. Di dalam terdapat dua anak dan istrinya.
Pukul 01.45 Wita: Setelah melawan kobaran api, Feri menyelamatkan dua anak dan istrinya yang bernama Sadariyah. Sementara enam korban lainnya yang kebetulan tinggal di rumah itu tidak bisa menyelamatkan diri. Termasuk Erhamsyah.
Pukul 01.50 Wita: Api menjalar ke bagian rumah lainnya. Termasuk ke rumah warga lain di sekitar lokasi kejadian.
Pukul 01.55 Wita: Warga setempat yang menyadari adanya kebakaran langsung bahu-membahu memadamkan kobaran api. Sembari berupaya mengevakuasi barang-barang miliknya.
Pukul 02.00 Wita: Tim pemadam tiba di lokasi kejadian. Saat proses pemadaman, kobaran api sudah menghanguskan rumah Erhamsyah dan Husein Tanri.
Pukul 03.00 Wita: Dibantu warga, tim pemadam berhasil menjinakkan api. Serta membantu evakuasi warga.
Pukul 04.00 Wita: Setelah api dipadamkan, tim gabungan kepolisian dan Pemkot Samarinda mengevakuasi enam korban yang meninggal akibat kebakaran tersebut.
Pukul 04.35 Wita: Jasad para korban dilarikan ke RSUD AW Syahranie Samarinda untuk proses autopsi.
IDENTITAS PARA KORBAN
NAMA UMUR
Erhamsyah 67
Fitriani –
Safna Yulia –
Amila –
Nenek Mila 60
Amat –
Sumber: Pantauan Metro Samarinda
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: