bontangpost.id – Belakangan ini, kabar kenaikan harga BBM atau Bahan Bakar Minyak di Indonesia kian santer menjadi perhatian publik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pengumuman kenaikan harga pertalite dan solar akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada pekan depan.
Akan tetapi, Kepala Sekretariat Kepresidenan Heru Budi Hartono menampik pernyataan Luhut dan mengatakan bahwa Presiden Jokowi belum memiliki keputusan apa pun perihal kenaikan harga BBM bersubsidi.
Fakta Seputar Kenaikan Harga BBM
Terlepas dari kebenaran rencana Presiden Jokowi pada pekan depan, berikut adalah tiga fakta terkini seputar kenaikan harga BBM.
- Fluktuasi Harga Minyak Dunia
Kenaikan dan penurunan harga minyak dunia belakangan ini berubah-ubah dengan sangat cepat. Pada 18 Agustus 2022, harga minyak dunia meningkat sebesar 3 persen pada penutupan perdagangan di hari itu. Menurut beberapa pakar, kenaikan harga ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa melemahkan permintaan.
Sementara itu, berselang dua hari saja, yaitu pada tanggal 20 Agustus 2022, harga minyak dunia dikabarkan turun sebesar 1,5 persen selama sepekan terakhir. Penurunan ini diprediksi sebab kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga yang akan datang dan menetap kembali.
- Harga BBM di Indonesia Tergolong Paling Rendah se-Asia Tenggara
Di Indonesia, rencana kenaikan harga BBM kerap kali diiringi oleh penolakan dari ragam elemen masyarakat. Namun, mengutip situs web Global Petrol Prices, rata-rata harga BBM di Indonesia cenderung lebih murah daripada negara lain di Asia Tenggara.
Berdasarkan laman tersebut, per 15 Agustus 2022, rata-rata harga BBM di Indonesia sebesar $ 1.172 atau Rp 17.433. Satu-satunya negara Asia Tenggara dengan rata-rata harga BBM di bawah Indonesia adalah Malaysia sebesar $ 0.460 setara dengan Rp 6.842. Sementara itu, Singapura menjadi negara Asia Tenggara dengan harga BBM termahal mencapai $ 1.964 atau Rp 29.215.Da
Klaim murahnya harga BBM di Indonesia juga diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto. Ia menegaskan bahwa BBM di Indonesia relatif lebih rendah dari Negara ASEAN lainnya.
- Anggaran Subsidi BBM Menyusut
Perlu diketahui bahwa sepanjang tahun 2022, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502 triliun. Namun, pada tahun 2023, pemerintah hanya mengalokasikan dana sebesar Rp 336,7 triliun dengan perincian Rp 210,7 triliun untuk subsidi dan Rp 126 triliun untuk kompensasi.
Mengutip pernyataan Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Berly Martawardaya, ia menilai bahwa rencana pengurangan subsidi BBM merupakan langkah yang tepat guna mengoptimalkan pembangunan di bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Dukungan terhadap penurunan subsidi BBM yang berujung pada kenaikan harga BBM juga disampaikan oleh analis dari Climate Policy Initiative, Albertus Prabu Siagian. Dia menyampaikan bahwa pengurangan anggaran subsidi berpotensi mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan energi. (Tempo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: