BONTANG – Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online SMA/SMK di seluruh Kaltim masih terhambat. Hal ini disebabkan ada masalah terkait jaringan internet.
Kepala Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kaltim Eddy Effendi menerangkan, trouble yang telah terjadi sejak hari pertama pendaftaran tepatnya Senin – Selasa (1-2/7/2019) ini lantaran terjadi masalah di Google. Selain itu juga ada masalah jaringan internet Telkom wilayah Kalimantan. “Sudah ada jawaban dari Google juga, karena kita memakai cloud Google,” ungkapnya saat dihubungi Selasa (2/7/2019).
Dia membantah, bahwa sistem ini mengalami kerusakan lantaran adanya keinginan perubahan zonasi satu daerah. Melainkan ada masalah di aplikasi yang sering merubah data. “Karena di Telkom itu ada satu aplikasi iklan, iklan yang merubah,” paparnya.
Dipastikan bahwa hal ini terkait jaringan. Pasalnya ketika menggunakan microsoft excel lancar saja. Namun pihaknya tetap menggunakan sistem yang sama lantaran tidak ingin mengambil risiko jika terjadi sesuatu menggunakan sistem yang lain. “Kami tetap pakai sistem ini, kalau yang lain khawatirnya kalau ada apa-apa tidak bisa ditelusuri,” ujarnya.
Dia memastikan sore ini sistem sudah dapat difungsikan dengan baik. Sehingga seluruh sekolah dapat menginput data siswa yang ingin mendaftarkan diri di sekolah yang dituju. “Besok (hari ini, Red.) sudah lancar,” akunya.
Terkait ada trouble selama dua hari ini, pihaknya tidak ada penambahan waktu pendaftaran. Pasalnya pendaftaran tetap bisa dilakukan selama ini hanya saja proses verifikasi yang sedikit lamban. Penambahan waktu hanya bagi siswa yang telah melakukan pencabutan berkas saja.
“Kalau daftar tetap 5 hari, tapi kalau cabut berkas ini sebelumnya dari tanggal 1 sampai tanggal 3, karena kasihan dengan masyarakat kami tambah satu hari,” katanya.
Hal ini dibenarkan Kepala SMAN 2 Bontang Sumariyah. Sejak pagi pada hari kedua pendaftaran ini, sistem aplikasi pendaftaran masih mengalami gangguan. Pendaftaran secara langsung melalui website tidak muncul di data milik operator. Begitu juga sebaliknya, data dari operator tidak terbaca di website PPDB.
“Setelah mendaftar langsung melalui website, operator tidak bisa mencetak bukti pendaftaran saat proses verifikasi data,” kata Sumariyah.
Akibatnya, sekolah belum dapat mengetahui besaran sisa kuota pendaftaran melalui sistem tersebut. Menyiasati itu, pihak sekolah pun menulis secara manual.
“Kami lembur. Karena di sore harinya (hari pertama pendaftaran) proses penginputan dapat dilakukan,” pungkasnya. (Zaenul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: