bontangpost.id – Selama 37 tahun berkiprah, Koperasi Karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kopkar PKT) kian maju dan berkembang, dari awal hanya memfasilitasi kebutuhan sembako dan simpan pinjam anggota di beberapa unit kerja perusahaan. Sayap bisnis semakin melebar, dengan keanggotaan yang terus meningkat, seiring reputasi dan kepercayaan dari internal maupun eksternal perusahaan.
Kopkar PKT kini menjadi salah satu dari 100 koperasi terbaik di Indonesia, dengan beragam usaha seperti swalayan, simpan pinjam, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), suplai barang dan jasa, penyewaan kendaraan, hingga pujasera untuk memfasilitasi UKM Bontang. Hal itu tidak terlepas dari tangan dingin pengurus sejak periode pertama berdiri pada 22 Juni 1984 silam, yang berkomitmen memberi kemudahan dan manfaat bagi seluruh anggota hingga masyarakat.
Komitmen tersebut sekaligus menjadi prinsip Kopkar PKT yang diimplementasikan di seluruh unit usaha. Mulai dari simpan pinjam dengan persyaratan tanpa ribet, hingga fasilitas swalayan dan SPBU yang semakin prima dari tahun ke tahun. Bahkan SPBU Kopkar PKT menjadi salah satu stasiun bahan bakar dengan penjualan terbesar dan terbaik di Kaltim-Kaltara, khususnya pada sektor BBM non subsidi. “SPBU kami juga meraih predikat PASTI PAS GOOD satu-satunya di Bontang, berdasarkan audit berkala Pertamina,” ujar Ketua Umum Kopkar PKT Partono.
Predikat PASTI PAS GOOD melihat kecepatan layanan yang diberikan, fasilitas di atas rata-rata, kepastian takaran BBM sesuai standar, hingga digitalisasi sistem, mulai pengiriman dan penjualan, transaksi, serta monitoring proses secara realtime. Hal ini sejalan dengan semangat Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2021, yang mengusung tema “Digitalisasi Menuju Koperasi Modern”, dengan menciptakan pelayanan dan kemudahan secara optimal. “Pengembangan berbasis digital tak hanya di SPBU, tapi juga unit usaha lainnya. Sistemnya sedang kita bangun, agar seluruhnya bisa terintegrasi,” tandas Partono.
Tahun ini menjadi tonggak rintisan Kopkar PKT menuju digital, diawali pelaporan keuangan dan transparansi pergerakan bisnis secara daring kepada anggota, order dan pre order, hingga peningkatan fasilitas serta pelayanan berbasis online untuk setiap unit usaha. Beragam platform juga tengah disiapkan, baik untuk simpan pinjam, pembelian, serta sistem pembayaran di swalayan. Begitu juga selama pandemi Covid-19, Kopkar PKT memfasilitasi pesanan konsumen seluruh UKM yang terakomodasi di pujasera dengan satu admin untuk beragam orderan.
“Meski hasilnya tidak langsung signifikan, tapi upaya itu kita lakukan agar sektor UKM tetap berjalan. Nanti jika platformnya sudah ada, baru kita terapkan berbasis aplikasi,” terang Partono.
Membangun sistem digital yang terintegrasi diakui Partono bukan hal mudah, namun dirinya optimis mampu mewujudkan tantangan itu, mengingat inovasi dan teknologi menjadi salah satu kunci perkembangan bisnis masa kini. Apalagi dukungan pengurus dan seluruh anggota, mendorong pihaknya untuk terus berbuat dan berinovasi demi pengembangan koperasi. “Kini hampir semuanya digital, jadi kita harus menyesuaikan agar koperasi ke depan semakin maju dan berkembang. Makanya semua kita siapkan, termasuk SDM untuk pengelolaan sistem dan operasionalnya,” lanjut Partono.
Memiliki 2.788 anggota aktif dengan total aset senilai Rp 237,09 miliar, Kopkar PKT dipastikan Partono siap bertransformasi menjadi koperasi yang maju dan modern dengan beragam terobosan. Agar sektor usaha kian berkembang, serta mampu memberi manfaat optimal kepada anggota dan masyarakat di segala bidang. “Secara bisnis, kami akan terus melirik sektor yang berpotensi berkembang ke depannya. Upaya terdekat adalah meningkatkan status SPBU menjadi PASTI PAS EXCELENT dengan peningkatan pelayanan, penjualan, serta fasilitas, ditambah usaha penunjang untuk non fuel retail, agar kawasan SPBU itu nantinya menjadi sentra bisnis Kopkar PKT,” pungkas Partono. (*/nav/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post