BONTANG – Bukan hanya harga sayuran yang mengalami kenaikan setelah gempa dan tsunami mengguncang Palu, Sigi, dan Donggala. Harga material seperti pasir pun juga ikut melonjak. Mengingat pasir sebagai bahan beton siap pakai atau ready-mix concrete berasal dari daerah tersebut.
Direktur PT Harlis Tata Tahta (HTT) Hartoyo mengatakan sampai saat ini belum ada produksi dari Palu. Pasalnya, pelabuhan di sana rusak dan beberapa alat berat pun banyak yang hilang. Termasuk struktur tambang pasir rusak.
“PT HTT ada stok tetapi kami ada paket APBN didapatkan awal oktober. Sehingga stok yang ada masih kami gunakan sendiri,” kata Hartoyo, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD, Rabu (7/11).
Rencananya, HTT akan melayani para kontraktor awal Desember. Namun, dipastikan pada saat itu sudah terjadi kenaikan harga. Disebabkan harga material sudah mengalami perubahan. “Untuk beton naik Rp 40 ribu per kubik. Sementara kalau pasir dan batu pecah naik Rp 30 ribu,” paparnya.
Hartoyo menyebut kenaikan itu tak menambah jumlah keuntungan yang didapatkan perusahaan. Tapi terkait harga material dan bahan bakar.
Sementara, perwakilan PT Kaltim Industrial Estate (KIE) Johan Ardiansyah mengatakan hingga kini jumlah beton siap pakai yang tersedia 3 ribu kubik. Namun, jumlah tersebut telah dipesan oleh kontraktor, sejumlah 2 ribu kubik.
“Prinsipnya mengutamakan pelayanan terhadap kontraktor yang telah melakukan komitmen di depan,” kata Johan.
Johan membenarkan jika ada wacana awal Desember akan ada kenaikan harga. “Jika kami mendatangkan lagi, indikasi bakal naik harga. Pengaruh terbesar harga material dan tongkang. Saat ini masih digodok di internal kami,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post