bontangpost.id – Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tibanya bulan Ramadan selalu disambut meriah dan penuh suka cita di Indonesia. Setiap daerah punya tradisi sendiri merayakan bulan penuh rahmat ini. Namun ada yang serupa nyaris di penjuru nusantara; pasar Ramadan.
Seperti namanya, ia ada hanya selama Ramadan. Di sini, berbagai makanan dan minuman untuk berbuka puasa dijajahkan. Yang manis-manis. Asin. Makanan atau minuman kekinian. Panganan tradisonal. Hingga makanan atau minuman yang identik degan bulan Ramadan itu sendiri. Misal di Bontang, ada pecak. Makanan khas kutai ini disajikan hanya ketika Ramadan.
Berbeda dari tahun sebelumnya, pada 2021 ini pemerintah izinkan pasar Ramadan buka. Yang diikuti penerapan standar protokol kesehatan (prokes). Lantas, bagaimana suasana pasar Ramadan di sejumlah titik di Kota Taman?
Redaksi bontangpost.id sambangi 3 titik, Rabu (14/4/2021) sore. Pertama di pelataran eks Kantor UPT Pasar. Lokasinya tepat di depan Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Jalan Ir Juanda, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan.
Pantauan redaksi, pasar Ramadan didirikan dengan mengambil setengah lahan parkir. Empat saf meja dijejer, dengan menghasilkan dua lorong bagi pemburu takjil.
Berbagai makanan dijajakan di sini. Seperti makanan khas bugis macam kapurung, barongko, sanggara balanda, dan bolu pecak. Yang paling mendominasi, aneka kue talam yang dikemas dalam mika bening dan dibanderol antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Tergantung ukuran dan jumlah kue dalam per mikanya. Juga pisang ijo, hampir semua pedagang menjual panganan yang kerap ditemui saat Ramadan ini.
Ada juga yang menjajakan masakan siap santap. Semisal sayur sop, sayur asam, tumis kangkung, lodeh, dan tumis pare udang, yakni kombinasi hijau pare dipadukan dengan saus tomat dan cacahan udang. Bikin tenggorokan tak kuasa menelan ludah.
Untuk tingkat keramaian, bisa dibilang kawasan ini cukup padat. Ini tak mengherankan sebab lokasi pasar Ramadan berada tepat di depan Pasar Tamrin. Pun di jantung Kecamatan Bontang Selatan. Orang-orang yang berbuju takjil agak berdesakan. Praktis, jaga jarak yang merupakan bagian dari prokes 5M terabaikan. Untuk penggunaan masker, semua penjual terpantau pakai. Tapi tidak semua pengunjung mengindahkan aturan ini. Lebih 5 orang tak pakai masker ketika redaksi bontangpost.id lakukan pantauan selama 10 menit di titik ini.
Lokasi ke dua di depan masjid Al Hijrah, Tanjung Laut Indah. Menurut penuturan warga, Irawaty (48). Kata dia, sebelum pandemi melanda, biasanya pedagang takjil berjejer di jalur pedestrian depan Masjid Al Hijrah. Tapi kali ini beda. Pedagang hanya sekitar 10 orang. Mereka jual kue-kue manis. Semua dibungkus mika bening. Lokasi ini, sebut Irawaty, dulunya jadi lokasi andalan warga sekitar Tanjung Laut dan Tanjung Laut Indah untuk berburu takjil.
”Sekarang sepi sekali. Kalau dulu-dulu itu, sepanjangan jalur ini (pedestrian), penuh semua sama pedagang takjil,” beber perempuan berkacamata ini.
Titik ketiga di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara. Redaksi fokuskan amatan hanya pedagang takjil yang berjualan di depan Happy Puppy dan depan Bank Dhanarta. Sebab posisinya berdekatan.
Ini merupakan titik paling ramai ketimbang dua lokasi lain yang redaksi amati. Pedagang takjil berjejer, ambil ruang tepat di sisi trotoar. Motor diparkir di sisi jalan. Transaksi antara pedagang dan pembeli terjadi di sekitar pedestrian itu. Ruang yang relatif sempit, ditambah membeludaknya pengunjung membuat prokes jaga jarak tak berjalan. Pedagang pun tak pasang sekat pemisah untuk kurangi interaksi dengan pembeli. Yang memisahkan mereka hanya luasan meja dagangan saja.
Sementara untuk prokes pakai masker. Masih ada juga pembeli yang abai. Ini tidak satu dua orang. Kalau pedagang, amatan redaksi, mereka cukup disiplin. Sesekali terlihat buka masker ketika ucapan mereka tak terdengar jelas oleh pembeli. Maklum, ramainya lokasi membuat suasana jadi sangat bising. Belum lagi bunyi kendaraan yang melalui Jalan Ahmad Yani.
Seorang pengujung, Rusdiana (28) bilang selain pasar Ramadan yang ramai, sepanjangan Jalan Ahmad Yani pun ikutan padat merayap. Tak mengherankan, sebab sisi jalan, sekitar seperempatnya, difungsikan sebagai lahan parkir.
”Ramai betul sih kalau di lokasi ini. Pasar Ramadannya ramai, jalannya juga agak macet. Mungkin karena lokasinya di tengah kota kali ya,” ungkapnya kepada bontangpost.id.
Sebagai informasi, di Bontang pemerintah hanya fasilitasi 2 pasar Ramadan resmi. Yakni di pelataran eks Kantor UPT Pasar dan di pelataran Pasar Telihan. Di masing-masing pasar Ramadan itu, pemerintah siapkan meja dan tarup buat pedagang. Ada juga tempat cuci tangan. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post