bontangpost.id – Pelaksanaan ujian sekolah di jenjang SMP maju dari rencana awal. Semula ujian ini dimulai 24 April mendatang. Namun terbaru ada revisi jadwal sehingga mendadak diputuskan untuk digelar mulai 8 April. Kondisi ini berpengaruh terhadap jadwal uji coba atau try out yang telah disusun.
Kepala SMPN 1 Bontang Riyanto menjelaskan nasib jadi atau tidaknya try out terakhir akan diputuskan Rabu (24/3/2021). Melalui pertemuan antara Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
“Kepastiannya nanti apakah diadakan atau tidak,” kata Riyanto.
Dijelaskan dia, tiga kali uji coba telah dilakukan. Berupa dua kali yang diselenggarakan sekolah dan sekali dari MKKS. Pelaksanaan dilakukan tiap bulan mulai Januari lalu. Proses try out menggunakan skema daring. Mengingat di masa pandemi Covid-19.
“Try out yang digelar MKKS melibatkan semua musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Seluruh SMPN belum menggelar TO yang terakhir,” ucapnya.
Disdikbud telah menetapkan proses ujian sekolah nantinya memakai skema luring. Terdapat tujuh mata pelajaran yang bakal diujikan. Meliputi bahasa indonesia, bahasa inggris, IPA, matematika, IPS, PPKN, dan Agama. Seluruh mata pelajaran itu naskah soalnya disusun oleh MGMP. Sementara olahraga, keterampilan, dan seni budaya diserahkan ke pihak sekolah.
Sementara Waka Kurikulum SMPN 2 Jumadi mengatakan pihaknya baru menggelar dua kali TO. Sekolah telah menyelenggarakan TO pada pekan lalu. Adapun yang penyelenggaranya MKKS jatuh pada akhir Februari. Sesungguhnya jadwal untuk TO MKKS yang kedua ialah Senin (29/3). Keseluruhannya dilaksanakan secara daring.
Ia menjelaskan pelajar selama pandemi tidak melakukan pembelajaran tatap muka. Sehingga pengenalan soal ujian masih minim. Apalagi tenaga pengajar juga memadatkan penyampaian materi sehubungan waktu yang ada. “Supaya anak-anak mengenal soal jadi itu pentingnya TO,” kata Jumadi.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Saparudin mengatakan, pelaksanaan ujian sekolah sekaligus dijadikan tahap simulasi tatap muka. Mengetahui sejauh mana persiapan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menerapkan protokol kesehatan. Sesuai dengan instruksi pemerintah pusat pada masa pandemi Covid-19.
Disdikbud juga telah menyebarkan surat edaran 420/0272/Dikbud kepada seluruh satuan pendidikan pada 3 Maret lalu. Menindaklanjuti surat edaran yang telah dikeluarkan sebelumnya. Bernomor 420/0205/DIKBUD tertanggal 17 Februari. Ketentuan skema luring ialah tiap kelas hanya diisi 16 pelajar. Bila menggunakan laboratorium komputer maka disesuaikan dengan kapasitas. Dengan tetap memerhatikan jarak antar-peserta ujian agar tidak melanggar protokol kesehatan.
Bentuk ujian bisa berupa tes tulis maupun ujian berbasis komputer atau android. Meski demikian, metode ini tidak saklek. Bila ada peserta ujian yang sakit atau ada keberatan dari orangtuanya. Maka proses ujian dapat dilakukan di rumah sakit atau ruang khusus tersendiri di sekolah.
Tak hanya itu, peserta ujian diwajibkan membawa perlengkapan alat tulis sendiri, membawa bekal masing-masing, menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki ruang ujian, menjaga jarak, serta tidak bergerombol selama pelaksanaan ujian.
Aturan juga dibuat untuk pengawas ujian. Tiap ruangan hanya diisi satu pengawas. Guru pengawas juga diprioritaskan mereka yang telah mendapatkan vaksin. Jika tidak ada, posisi pengawas dapat ditugaskan kepada guru lainnya.
Selain itu, selama proses ujian pengawas diharapkan tidak melakukan kontak fisik secara langsung dengan peserta. Maupun mengelilingi ruangan kecuali saat membagikan naskah soal ujian. Pengumpulan lembar jawaban nantinya diambil oleh pengawas.
“Setelah seluruh peserta meninggalkan ruangan,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post