Jelang Iduladha, Ini Kisaran Harga Sapi Kurban di Bontang

Memasuki Hari Raya Iduladha, beberapa titik di Bontang dipadati pedagang sapi kurban. (Zaenul/Bontangpost.id)

BONTANG – Hari raya Iduladha tinggal menghitung hari. Melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI, pemerintah dan ormas islam lainnya telah menetapkan Iduladha dilaksanakan pada Ahad (11/8/2019) mendatang. Menyambut salah satu hari raya umat muslim tersebut, sejumlah pedagang hewan kurban pun menjamur di Kota Taman. Mereka menempati berbagai titik lahan kosong di pinggir jalan strategis.

Salah satunya Cabo, pedagang sapi di wilayah Jalan KS Tubun, Bontang. Ia menerangkan sapi yang dijualnya harganya bervariasi, dari Rp 16 juta sampai Rp 23 juta. “Rendah 60 kg beratnya, dan yang besar sekitar 150 kg,” ucapnya.

Hewan kurbannya ia datangkan dari luar provinsi, yaitu Bone, Sulawesi Selatan. Sebanyak 32 ekor. Untuk kebutuhan warga Kota Taman yang ingin berkurban. “Sekarang sisa 6 saja, yang lain sudah terjual,” ucapnya.

Terkait kesehatannya, dia menjamin sehat. Lantaran sebelum dibawa ke Kaltim, sapi tersebut diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali. “Terakhir itu di karantina di Pare-Pare,” ucapnya.

Stok tahun ini, kata Cabo lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 70 ekor. Karena dia memprediksi pembelian akan sepi. Lantaran dipengaruhi hari raya kurban bertepatan dengan masuknya anak sekolah, usai liburan panjang dan pemilu. “Warga banyak pengeluarannya,” ujarnya.

Sementara itu, Abas Patarongi menerangkan sapi yang dijualnya ada sebanyak 56 ekor, yang dibagi dalam dua tempat yaitu daerah Aini rasyifa dan Jalan Pattimura. Harga yang dibanderol yaitu dari Rp 15 juta ukuran sekira 60 kg, dan Rp 25 juta ukuran sekitar 150 kg. “Sekarang cuman sisa 4,” ujarnya.

Dia melihat, penjualan tahun ini lebih baik dari sebelumnya. Lantaran saat ini seminggu sebelum hari H, sapi yang dimiliki oleh para penjual di Bontang sudah banyak yang terjual, bahkan sudah ludes. “Kalau tahun lalu, empat hari atau sehari mau lebaran baru banyak yang beli, peminat sapi tahun ini sangat kencang,” katanya.

Sama halnya dengan Cabo, Abas juga memastikan hewan yang dijual ini terjamin kesehatannya. Karena jika tidak sehat, sapi tersebut akan ditahan di tempat karantina. Tidak boleh diseberangkan ke Kalimantan. “Jadi diambil darahnya dari leher dan pantatnya. Sapi saya ada satu yang ditahan karena darahnya lain sendiri, warna hitam,” kisahnya. (Zaenul)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version