bontangpost.id – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) akan membongkar seluruh jembatan kayu. Di sepanjang daerah aliran sungai bontang dan guntung. Namun jumlah saban tahunnya bertahap. Menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.
Kabid Bina Marga Dinas PUPRK Anwar Nurdin mengatakan tahun depan dua jembatan akan diajukan renovasi. Lokasinya ialah depan SMPN 7 dan salah satu jembatan kayu di belakang Swalayan Eramart, Api-Api. “Ini menindaklanjuti dari instruksi wali kota agar jembatan kayu diganti dengan beton,” kata Anwar.
Menurutnya kayu sebagai tiang penyangga jembatan berpotensi terjadinya sumbatan. Salah satunya dari sampah yang terbawa arus sungai. Kondisi ini yang mengakibatkan terjadinya luapan air sungai. Selain itu, konstruksi jembatan kayu membuat akses tersebut tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermuatan berat. Mengingat bebannya terbatas.
Dinas PUPRK sudah memetakan infrastruktur ini sejak 2019 silam. Terdapat 14 jembatan yang konstruksinya masih kayu. Rinciannya di daerah Api-Api lima, Bontang Kuala tiga, dan Guntung tiga jembatan kayu. Rencananya anggaran yang disiapkan sejumlah Rp 2 miliar per jembatan. Dipastikan bagian tengah jembatan tidak ada konstruksi yang bisa menghambat arus air ke laut.
“Kami ajukan bertahap karena menyesuaikan kemampuan keuangan daerah,” ucapya.
Tahun ini Dinas PUPRK hanya mendapat kucuran anggaran untuk perbaikan satu jembatan. Itu pun berasal dari Bankeu Pemprov Kaltim. Sasarannya ialah Jembatan di Jalan Pontianak, Gunung Telihan. Pasalnya konstruksinya sudah memprihatinkan.
Pemilihan dua jembatan yang akan digarap tahun depan dikarenakan untuk jembatan depan SMP 7 digunakan pelajar untuk menuju ke permukiman di Gang Atletik. Jika tidak maka aksesnya lebih panjang. Sebab pelajar harus memutar melalui jalan KS Tubun terlebih dahulu ketika menuju ke sekolah.
“Kalau yang jembatan di belakang Eramart itu pernah tenggelam saat debit air tinggi,” sebutnya.
Sejatinya ada satu jembatan yang kondisinya juga mengenaskan. Warga pun telah menambal kayu ulin secara swadaya. Terkait dengan jembatan depan SMP 7 sesungguhnya ada opsi alternatif. Mengingat infrastruktur di depan Rusunawa sudah diperbaiki.
“Warga yang punya tanah di bantaran sungai bisa membebaskan lahannya untuk dibeli Pemkot. Itu bisa sekalian untuk jalur evakuasi. Jadi sejatinya tidak perlu di depan SMP 7,” terangnya.
Terkait perencanaan akan dilakukan di APBD Perubahan mendatang. Mengenai detail panjang dan lebar pasca pembuatan ulang akan mengacu hasil perencanaan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: