bontangpost.id – Pemerintah Kota Bontang akan menerapkan metode Wolbachia untuk menekan angka penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui nyamuk Aedes Aegypti.
Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan kasus DBD di Bontang merupakan tertinggi se-Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, Bontang terpilih menjadi salah satu dari lima daerah se-Indonesia untuk menerapkan projek percontohan tersebut.
“Bontang itu kota kecil. Kalau dihitung dari jumlah penduduknya, kasus DBD memang tinggi,” ujarnya saat dijumpai di Pendopo Rumah Jabatan, Kamis (18/8/2022).
Basri berharap dengan diterapkannya Wolbachia di Bontang, bisa menjadi solusi dalam mengendalikan DBD. Untuk itu ia meminta, agar puskesmas dan kelurahan setempat lebih aktif melakukan pendataan dan monitoring terhadap warga. Sehingga, kasus DBD lebih mudah terdeteksi.
“Yang lebih tahu kondisi warga ya lurahnya. Maka keduanya harus menjalin sinergitas. Kasus DBD jangan dianggap enteng. Karena itu berbahaya, bahkan bisa berakibat fatal hingga berujung kematian, ” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bontang Toetoek Pribadi Ekowati menjelaskan bahwa metode ini yakni mengawinkan nyamuk Aedes Aegypti yang dikembangbiakkan di dalam ember yang dilubangi.
Setelah nyamuk Aedes Aegypti kawin dengan nyamuk yang sudah memiliki Wolbachia, peranakan nyamuk baru tidak lagi memiliki virus DBD.
Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resistensi, dan tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.
“Berdasarkan penelitian, projek ini terbukti ampuh menurunkan angka DBD. Terbukti di daerah Sleman tingkat DBD menurun hingga 77 persen,” ucapnya.
Ia menyebut, hingga Juli 2022 terdapat 243 kasus DBD di Kota Bontang. Tiga kasus di antaranya meninggal dunia. Dengan presentase 1,23 persen. Padahal, berdasarkan ketentuan Kemenkes tingkat kematian seminimal mungkin tidak boleh lebih dari satu persen.
“Menilik tingkat kematian, Bontang peringkat 10 besar kota dengan tingkat kematian DBD tertinggi nasional,” tuturnya.
Sebagai informasi, dari tiga Kecamatan di Bontang, Kecamatan Bontang Selatan menjadi daerah penyumbang terbanyak kasus DBD. (Adv Kominfo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post