BONTANGPOST.ID, Samarinda – Insiden kebakaran yang melanda BIGmall Samarinda pada Selasa (3/6) sekitar pukul 00.05 Wita, menyebabkan belasan orang mengalami sesak napas.
Kebakaran yang terjadi di pusat perbelanjaan terbesar di Kaltim itu juga mengungkap lemahnya sistem mitigasi kebakaran di dalam gedung.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda Hendra mengungkapkan, titik api pertama kali muncul dari salah satu tenant di area atrium mal. Karena cepat membesar, si jago merah melahap sedikitnya tujuh tenant.
“Mayoritas tenant yang terbakar bergerak di bidang pakaian dan aksesoris,” ujar Hendra saat dikonfirmasi usai proses pemadaman.
Namun, yang menjadi sorotan adalah tidak berfungsinya alat proteksi kebakaran seperti sprinkler dan hydrant internal mal saat kejadian berlangsung.
“Setelah kami lakukan pemeriksaan, sprinkler dalam kondisi tidak aktif. Padahal alat itu seharusnya langsung menyemprotkan air ketika terdeteksi adanya api,” tegasnya.
Menurutnya, keberadaan sistem sprinkler sangat vital karena berfungsi sebagai penanganan awal sebelum petugas datang. “Jika sprinkler bekerja, api bisa langsung diminimalisasi agar tidak merambat ke tenant lain,” jelasnya.
Selain sprinkler, sistem hydrant juga ditemukan tak berjalan optimal. Hendra menyebut, pompa diesel hydrant yang semestinya aktif secara otomatis, ternyata tidak berfungsi.
“Seharusnya pompa hydrant langsung menyala otomatis saat kebakaran. Tapi di lokasi, sistemnya masih manual,” ujarnya.
Hendra menegaskan, Disdamkar pernah memberikan rekomendasi perbaikan sistem proteksi kebakaran tersebut. Sayangnya, rekomendasi tersebut tidak ditindaklanjuti pengelola mal. “Tidak ada respons. Dan akhrinya seperti ini,” imbuhnya.
Meski begitu, Disdamkar masih belum bisa memastikan apakah akan ada sanksi terhadap pengelola mal, lantaran sistem proteksi tak berfungsi dengan baik. (kp)