bontangpost.id – Keberangkatan KM Binaiya pada Senin (19/4/2021) malam hari di Pelabuhan Loktuan dipadati penumpang. Berdasarkan data dari PT Pelni jumlahnya mencapai 498 orang. Sisa dua slot dari batasan kapasitas yang dapat diangkut yakni 500 orang. Kepala PT Pelni Cabang Samarinda Syarif Hidayat mengatakan jumlah ini meningkat dibandingkan keberangkatan pada 17 April lalu. Mengingat angka penumpang berangkat hanya 293 orang.
“Membeludak penumpangnya ini,” kata pria yang akrab disapa Ujang ini.
Kapal bersandar pada pukul 17.00 Wita. Selanjutnya penumpang yang turun berjumlah 396 orang. Kemudian diarahkan menuju gerbang samping pelabuhan sebagai lokasi akses keluar. Terlebih dahulu penumpang tersebut diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Berdasarkan pantauan Kaltim Post (grup bontangpost.id), penumpang yang hendak berangkat sudah mengular di pintu masuk ruang tunggu pelabuhan. Sebelumnya mereka melakukan registrasi tiket di loket. Dengan melampirkan hasil pemeriksaan rapid antigen bagi penumpang dewasa dan rapid antibodi untuk kategori anak-anak.
“Satu-persatu diarahkan masuk setelah melakukan reservasi tiket,” ucapnya.
Pemeriksaan ketat juga dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) pada keberangkatan KM Binaiya. Hasilnya empat calon penumpang diketahui reaktif Covid-19. Koordinator Wilker KKP Loktuan Totok Hariyanto mengatakan keempat calon penumbang berdomisili di Kutai Barat (Kubar).
“Mereka langsung tidak diperkenankan naik ke kapal,” kata Totok.
Mereka diperiksa di Pelabuhan Loktuan. Tepatnya pada 11.00 Wita. Keempatnya masuk sebagai orang tanpa gejala. Pihak bersangkutan langsung diminta petugas untuk pulang dan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari terlebih dahulu. Sebelum memutuskan melakukan perjalanan baik tetap menggunakan moda transportasi laut atau lainnya.
“Pasca hasil keluar, ruangan pemeriksaan langsung dilakukan sterilisasi,” ucapnya.
Tak hanya itu seorang ibu hamil juga tidak diizinkan berlayar saat itu. Lantaran kandungan SPO2 kurang dari standar yankni 95 persen. Bahkan kondisi umumnya terlihat lemah. Pengecekan pun dilakukan bertahap mulai dari mantri kapal dan KKP. Diketahui calon penumpang itu hendak ke Labuan Bajo.
“Dari sisi medis tidak laik berangkat karena kadarnya hanya 85-86 persen,” terangnya.
Membeludaknya penumpang memang berpotensi pada peningkatan permasalahan kesehatan calon penumpang. Penumpang pun tidak serta-merta bisa berangkat dengan kondisi kesehatan yang demikian.
Pasalnya untuk kapal tipe 1.000 penumpang hanya dilengkapi satu mantri. Itu pun peralatan kesehatan tidak selengkap rumah sakit. Karena sifatnya hanya pertolongan sementara. Sementara untuk kapal dengan kapasitas dua ribu penumpang dilengkapi satu dokter.
Diketahui KM Binaiya memiliki rute pelayaran Bontang-Awerange-Makassar-Labuan Bajo-Bima-Tanjung Benoa. Selanjutnya pelayaran dalam waktu dekat ialah KM Egon yakni pada Kamis (22/4/2021). Dijadwalkan kapal tujuan Parepare-Batulicin-Surabaya-Lembar-Waingapu ini akan bersandar pada 07.00 Wita. Butuh dua jam untuk melakukan mobilisasi penumpang dan berangkat pada 09.00 Wita.
Ujang memastikan tiket pelayaran rute tersebut telah habis terjual. Tercatat 225 telah diborong penumpang baik yang membeli langsung ke Pelni maupun melalui agen penjualan tiket. Selanjutnya, dua keberangkatan selanjutnya juga berpotensi membeludak. Tepatnya pada 1 dan 3 Mei mendatang. Pasalnya waktu tersebut mendekati ketentuan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat. Terhitung 6-17 Mei mendatang.
Sementara KM Egon yang rencana berangkat pada 5 Mei diputuskan tanpa mengangkut penumpang. Kapal yang sejatinya berkapasitas 500 penumpang itu hanya diperbolehkan mengangkut angkutan dan logistik. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: