INI perhatian serius bagi para orangtua terhadap anak-anaknya. Rumah sakit di Balikpapan akhir-akhir ini kebanjiran pasien sakit mata di usia dini. Hal ini dipicu anak-anak usia dini kecanduan memainkan gadget sehingga matanya menjadi sakit dan perih serta pandangan mulai berkurang.
Hal ini diungkapkan oleh Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi SE disela acara di Gedung Arsip dan Perpustakaan Daerah, Kamis (7/11/2019) pagi. Dia mengatakan adanya 120 orang anak yang dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) lantaran mengeluhkan sakit mata akibat bermain gadget.
“Ini sangat mengkhawatirkan dan disayangkan. Mohon bagi bapak ibu untuk selalu dijaga anaknya, dibatasi main gadgetnya, karena kasihan anak kita,” kata Rizal.
Dikonfirmasi, Dokter Spesialis Mata di RSPB, dr Lilik Sujarwati SpM membenarkan adanya kunjungan pasien yang meningkat dari sebelumnya terkait keluhan sakit mata pada anak-anak. Dirinya yang menangani langsung pun mengakui trend keluhan sakit mata semakin tinggi sejak anak-anak kecanduan bermain gadget.
“Kalau sebulan, ada seratusan (kunjungan) anak-anak kecil itu. Sehari kunjungannya aja 50 anak, kalau weekend sampai 90an anak. Mereka keluhannya Computer Vision Syndrome (CVS). Kalau sebulan itu cukup banyak ya, apalagi setahun ini,” sebut Lilik dihubungi media ini, kemarin.
Lilik menyayangkan pola asuh saat ini yang membiarkan anak-anak usia dini sudah memegang gadget dan membiarkan untuk mengkonsumsinya mentah-mentah dengan alasan agar sang anak tidak rewel. Padahal gadget tersebut akan merusak motoriknya dan penglihatannya. Efeknya mata sang anak bisa berkurang penglihatannya hingga akhirnya mengalami Computer Vision Syndrome (CVS).
“Karena kebanyakan orangtua ini supaya nggak mau ribet ya dikasih gadget supaya diem. Tapi kadang berlebihan jadi anak asyik sendiri. Jadi keluhannya anak itu matanya jadi sakit karena melihat terlalu dekat. Efeknya itu gangguan refreaksi, anak itu butuh kacamata, jadi kemampuan bacanya itu nggak sampai 100 persen. Cuma 70 persen bahkan ada yang sampai 40 persen,” ungkapnya.
Memang tidak hanya anak-anak saja yang menjadi pasien Lilik, melainkan orang dewasa yang mengalami hal serupa lantaran kecanduan bermain gadget. Sebab era saat ini siapapun telah memiliki gadget dan dengan mudah mengoperasikannya.
Adapun cara penanganan dan pencegahan terhadap penyakit mata akibat gadget ini menurut Lilik yakni pola bermain gadget harus lebih diatur. Dia mengatakan pola 20-20 merupakan pola yang pas agar mata terus terjaga kesehatannya meskipun kita sering bermain gadget.
“Kalau memang dia ada gangguan itu ya dikoreksi dengan kacamata sesuai ukuran, terus dikasih obat tetes mata biar matanya segar dan tidak mudah capek. Kemudian ada aturannya main gadget itu 20-20. Jadi 20 menit kita main gadget, 20 detik kita istirahatkan mata dari jarak pandang yang dekat. Misalnya selesai main gadget selama 20 menit, itu stop lalu lihatlah pandangan yang jauh-jauh minimal enam meter. Boleh melamun tapi jangan lihat yang dekat, karena mata itu kan pegal, dia butuh istirahat. Dengan melihat yang jauh mata itu bisa kembali segar,” terangnya.
Selain itu Lilik mengimbau kepada orangtua agar menerapkan pola bermain gadget anak saat di rumah dengan sebaik mungkin.
“Kalau saya pola nya itu anak jangan dikasih gadget dulu bagi yang masih usia dini. Ada pola nya, misalnya hari Senin sampai Jumat itu nggak boleh dipegangi gadget, tapi kalau weekend nggak masalah karena kan weekend juga. Jadi hari Senin sampai Jumat itu biar motoriknya yang bermain,” pungkasnya. (yad/ono/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post